Beranda Headline Jelang Pemilu, Ridwan Kamil Ajak Tokoh Agama Karawang Beri Ceramah Menyejukan

Jelang Pemilu, Ridwan Kamil Ajak Tokoh Agama Karawang Beri Ceramah Menyejukan

69

KARAWANG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mendorong tokoh agama di Kabupaten Karawang terus membawa pesan perdamaian menjelang tahun politik seperti saat ini.

Pasalnya, ceramah menyejukkan tokoh agama penting dilakukan untuk mengantisipasi timbulnya perpecahan yang bisa menganggu iklim kondusifitas.

“Para tokoh agama harus ikut menjaga perdamaian dengan cara memberikan ceramah ceramah menyejukan kepada para jamaahnya. Mungkin jika muslim, di sela sela belajar hadist dan Qur’an bisa diselipkan soal makna berlomba lomba berbuat kebaikan,” ungkap Gubenur saat acara Silaturahmi dengan Para Tokoh dan Pemuka Agama Karawang, Rabu (16/11/2022) pagi di Aula Lantai 3 Gedung Singaperbangsa Karawang.

Ridwan Kamil menyebut tahun tahun politik yang kian dekat terkadang bisa menimbulkan efek perpecahan di masyarakat. Pesta demokrasi yang tidak didasari dengan kesadaran bernegara yang baik, rawan terhadap permusuhan.

Baca juga: Anies Baswedan Capres NasDem di Pilpres 2024 Resmi Diumumkan Surya Paloh

“Kalau kita bertengkar terus tentu banyak hal yang sangat dirugikan. Padahal jika bisa kita sadari bersama, anggaplah pesta demokrasi itu seperti pesta olahraga. Boleh saling mencari strategi. Saling smash. Setelahnya bisa berteman dan ngopi bareng,” katanya.

Karenanya, ia berpesan kepada semua tokoh agama agar setiap ceramah kajiannya melembutkan hati jamaah yang ada dalam wilayah dakwahnya.

Ia menjelaskan, negara negara dunia mengapresiasi Indonesia dengan kondisi ekonominya saat ini. Indonesia menduduki peringkat ke-16 dunia sebagai negara yang memiliki kondisi ekonomi yang baik.

Baca juga: Bawaslu Karawang Gelar Rakor Penyelesaian Sengketa Pemilu dengan Parpol

Keadaan sosial politik di Indonesia bisa mempengaruhi ranking ekonomi dunia. Ada tiga faktor yang bisa menggagalkan Indonesia meraih Indonesia Emas di 2045 mendatang.

“Jangan bertengkar terus hanya karena beda pilihan. Itu faktor pertama. Kedua, mulai menerapkan ekonomi kekinian, yakni ekonomi digital. Ketiga peningkatan kualitas sumber daya manusia,” terangnya.