Beranda Headline Warga Labrak Truk Babi yang Buang Kotoran ke Irigasi Sawah di Indramayu

Warga Labrak Truk Babi yang Buang Kotoran ke Irigasi Sawah di Indramayu

19
Truk babi
Seorang warga melabrak rombongan truk pengangkut babi di Jalur Pantura Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu (Foto: Istimewa)

INDRAMAYU – Seorang warga melabrak rombongan truk pengangkut babi di Jalur Pantura Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Warga geram karena sopir truk kerap menyiram babi dan membuang kotorannya langsung ke saluran irigasi yang mengalir ke area persawahan.

Dalam video yang beredar, tampak sejumlah truk berhenti di bahu jalan dekat sawah. Beberapa orang terlihat menyiram ratusan ekor babi yang berada di atas truk. Air bekas siraman itu kemudian mengalir ke saluran irigasi.

“Nah ini memandikan babi dan airnya mengalir ke sawah. Mohon bupati, wakil bupati, danramil perhatikan. Mas, sampean tahu nggak airnya itu ngalir ke sawah dan itu najis. Sampean paham nggak?” kata perekam video, Rabu (7/5/2025).

Baca juga: Fakultas Hukum UNSIKA Resmi Canangkan Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM

Warga yang melakukan aksi protes itu adalah Jay Kresna. Ia mengungkapkan bahwa aktivitas penyiraman babi dan pembuangan kotoran ke irigasi bukan hal baru. Praktik tersebut sudah berlangsung selama bertahun-tahun dan meresahkan masyarakat.

“Dulu malah ada aktivitas pemotongan babi dan pembuangan darah hasil potongannya ke lokasi yang sama, hanya tempatnya sedikit lebih masuk, di sebuah rumah tua,” ujar Jay saat dikonfirmasi via telepon.

Menurut Jay, saat kejadian terdapat sekitar 11 truk yang mengangkut babi. Setiap truk diperkirakan memuat sekitar 45 ekor, sehingga jumlah totalnya mencapai hampir 500 ekor babi. Selain disiram, kotoran dari babi juga dibuang di lokasi tersebut.

“Jadi bukan cuma dimandikan, tapi juga dibuang kotorannya di situ. Dan irigasi di sini kan tidak ada aliran air, jadi benar-benar mengendap,” tegas Jay.

Jay juga menyampaikan kekhawatiran bahwa kotoran babi tidak menyuburkan tanah, justru berpotensi menimbulkan penyakit. Ia menyampaikan protes tersebut mewakili keluhan masyarakat setempat.

Baca juga: 53 Kejadian Bencana Terjadi di Karawang pada Triwulan Pertama 2025

Beruntung, kejadian tersebut langsung ditangani oleh aparat kepolisian dari Polsek setempat, Koramil, Satpol PP, dan perwakilan Kecamatan. Tokoh masyarakat juga turut hadir menyaksikan penanganan di lapangan.

Jay berharap ke depan ada fasilitas khusus yang disediakan untuk aktivitas pemandian babi, agar tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

“Ya difasilitasi saja. Kalau mereka menyewa tempat seperti gudang atau rumah yang jauh dari pemukiman, kan tidak mengganggu. Urusan parkir bukan wewenang saya,” pungkas Jay. (*)