BEPAS, KOTA BEKASI – Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi meyakini bila sebagian besar warganya setuju apabila Kota Bekasi bergabung dengan Provinsi DKI Jakarta. Menurutnya, 60 s/d 80 persen warganya setuju karena DKI dinilai punya support yang luar biasa.
Bahkan, Wali Kota Bekasi sendiri tak ambil pusing dengan wacana-wacana pemekaran wilayah yang santer diberitakan belakangan ini. Ia hanya tak setuju jika Kota Bekasi masuk dalam Provinsi Bogor Raya, karena sejarah dan kultur Bekasi dianggap lebih dekat dengan Jakarta.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan sebaliknya. Jika pemerintah pusat pindah ke Kalimantan, maka sebaliknya Jakarta akan kembali lagi ke Jawa barat.
“Kan awalnya Jakarta itu dulunya berasal Jawa Barat, jadi kalau orang lain berpikir Jabar akan kehilangan lahan, itu bagi saya malah sebaliknya, Jakarta akan kembali lagi kepangkuannya Jawa Barat,” ungkap Uu Ruzhanul Ulum saat dikonfirmasi beritapasundan.com, Senin (9/9/2019).
Karena dalam hal ini, kata Wakil Gubernur Jawa Barat, kepindahan Kota Bekasi Gabung ke DKI, dan Ibu Kota Pindah ke Kalimantan itu kental aroma politik.
“Kan perpindahan ini baru proses, meskipun menimbulkan pro dan kontra, sudah pasti ada, tapi proses ini tidak hanya proses administrasi, tetapi proses Politik. Kalau proses administrasi itu gampang, tapi proses politik itu yang gampang-gampang susah, tergantung kepentingan politiknya,” jelas Uu lagi.
Terkait komentar Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi yang sudah setuju Kota Bekasi akan gabung ke DKI Jakarta, pria asal Tasikmalaya ini menilai itu sah-sah saja.
“Wali Kota Bekasi sah-sah saja statemen seperti itu sebagai politisi, karena seluruh sikap dan tidakan seorang politisi mengerti efek domino yang diinginkan, karena dalam poltik itu tidak ada hitam dan putih. Maka keputusan politik tidak ada yang bulat, bahkan wacana perpindahan Ibu Kota ke Kalimantan dan Kota Bekasi akan merapat ke DKI, sampai saat ini belum ada titik terangnya,” bebernya. (ais/kie)