beritapasundan.com – Dalam era digital, Generasi Z (Gen Z) sering mendapat stigma sebagai generasi yang malas dan cuek. Namun, menurut para psikolog, penilaian tersebut bisa jadi kurang tepat jika tidak melihat konteks kehidupan modern yang mereka jalani.
Psikolog klinis, Dr. Maria Theresia, menjelaskan bahwa gaya hidup Gen Z sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan tekanan sosial. “Generasi ini tumbuh di lingkungan yang serba cepat dan digital, sehingga mereka lebih memilih cara hidup yang efisien,” ujar Maria. Misalnya, alih-alih menghabiskan waktu melakukan aktivitas yang memakan tenaga, mereka cenderung mencari solusi instan melalui teknologi.
Baca juga: Gen Z: Gaya Hidup Modern yang Rentan Menyebabkan Masalah Kesehatan
Ciri ini sering disalahartikan sebagai kemalasan. Padahal, menurut Maria, mereka lebih mengutamakan hasil dibandingkan proses yang panjang. “Mereka tidak malas, mereka hanya lebih fokus pada hal yang menurut mereka penting,” tambahnya.
Selain itu, sikap cuek yang kerap disematkan kepada Generasi Z sebenarnya merupakan respons terhadap tekanan sosial yang tinggi. Dalam dunia yang penuh distraksi, mereka lebih selektif terhadap apa yang ingin mereka pedulikan. Misalnya, mereka lebih cenderung mendukung isu-isu yang selaras dengan nilai pribadi mereka, seperti lingkungan, kesehatan mental, dan kesetaraan.
Maria juga menekankan bahwa pola pikir dan perilaku Gen Z adalah bentuk adaptasi terhadap tantangan zaman. Generasi ini memiliki cara pandang yang berbeda terhadap pekerjaan, hubungan, dan hiburan. Mereka lebih memilih keseimbangan hidup dibandingkan kerja keras tanpa henti seperti generasi sebelumnya.
Baca juga: Gen Z dan Tantangan Kesehatan Modern: Ancaman Penyakit yang Harus Diwaspadai
“Alih-alih menghakimi mereka, penting bagi kita untuk memahami konteks kehidupan mereka,” tutup Maria. (*)