Beranda Headline Bulog Lamban Dalam Memperhitungkan Harga Gabah dan Stok Beras

Bulog Lamban Dalam Memperhitungkan Harga Gabah dan Stok Beras

16

Perum Bulog Sub-Divre Karawang menegaskan, untuk menyerap harga gabah petani yang saat ini di bawah Harga Pokok Penjualan (HPP), sepenuhnya merupakan kewenangan Badan Urusan Logistik (Bulog) Pusat.

Wakil Pimpinan Perum Bulog Sub Divre Karawang, Satrio mengatakan, pihaknya tidak bisa mengambil langkah lebih jauh terkait harga gabah yang dikeluhkan para petani, sebab, kewenangan tersebut domainnya kantor pusat Bulog.

Diakui Satrio, saat ini pihaknya sedang berupaya mendorong pusat agar penyerapan dibuka kembali, sehingga harga gabah bisa terdongkrak.

“Kita sudah laporkan hal ini ke pusat, agar segera membuat kebijakan menyelamatkan para petani yang kadung merugi dengan harga di bawah HPP saat ini,” terangnya saat dikonfirmasi soal rapat pembahasan serap gabah (sergab) petani Karawang dengan sejumlah OPD yang dipimpin Wakil Bupati Karawang, Aep Syaepuloh di Perum Bulog cabang Karawang, pada Rabu, (30/6).

“Hanya saja kalau untuk melangkah lebih jauh, apalagi menyerap Gabah Kering Panen (GKP) oleh Bulog Karawang, itu bukan domain kita,” sambungnya.

Satrio menjelaskan, target serapan Bulog Karawang tahun ini sebanyak 47ribu ton setara beras. “Sementara hingga Juni, kita baru mencapai 11 ribu ton setara beras,” ungkapnya.

Kepala Disperindag Karawang, Ahmad Suroto menjelaskan, hasil koordinasi dengan Bulog Karawang, yakni perlu dilakukan penetrasi pembelian Gabah Kering Giling (GKG) oleh Bulog untuk mendongkrak kembali harga gabah.

Disinggung soal berapa lama target harga gabah di pasaran bisa di atas HPP, Suroto harapkan bisa terealisasi dalam waktu satu bulan. “Kita harapkan sebulan sudah kembali normal,” katanya.

Sebelumnya, rendahnya harga gabah yang dikeluhkan para petani di Kabupaten Karawang, turut menuai sorotan Ketua Komisi II DPRD Jawa Barat, Rahmat Hidayat Jati.

Ia menilai, situasi tersebut terjadi secara umum dialami petani di Jawa barat, bahkan bisa dibilang sepulau Jawa, di mana ketika panen raya tiba, harga gabah malah anjlok.

Hal itu, disebabkan perhitungan stok beras yang selalu keliru dengan kebijakan impor beras.

Rahmat juga menyentil peran Bulog yang dinilainya lamban memperhitungkan harga gabah dan stok beras agar situasi seperti sekarang bisa diantisipasi.

“Bulog harusnya bisa lebih cepat lagi dalam menghitung waktu soal harga gabah dan stok beras sebagai cadangan pangan dan lebih cermat dalam mengantisipasi kondisi lapangan,” tandasnya. (kie)