Beranda News Bikin Resah, Dinsos Karawang Ajak Peran Serta Masyarakat Tangani ODGJ

Bikin Resah, Dinsos Karawang Ajak Peran Serta Masyarakat Tangani ODGJ

94
Kabid Rehabilitasi Sosial Dinsos Karawang, Dyah Palupiey Ekayanti (Foto: Didi Suheri)

KARAWANG- Dinsos Karawang menyoroti fenomena maraknya ODGJ di Kabupaten Karawang yang cukup meresahkan warga belakangan ini

Diberitakan sebelumnya seorang ODGJ di Jalan Tuparev Kabupaten Karawang mengamuk membanting traffic cone ke pengendara mobil yang melintas pada Selasa (17/1/2022)

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Karawang, Dyah Palupiey Ekayanti angkat bicara, menurutnya persoalan penanganan ODGJ begitu kompleks, bukan hanya menjadi tugas Dinsos semata.

Selama Tahun 2022 Dinsos menangani sekitar 200 kasus, 50 kasusnya Penanganan ODGJ, sisanya terkait orang hilang, anak terlantar, gepeng, disabilitas dan lainnya.

Baca juga: Dimediasi Ketua DPRD Karawang, Kisruh Guru dan Polamak Temui Titik Terang

“Penangan ODGJ ini banyak melibatkan berbagai pihak terkait, kalau Dinsos sendiri sih sebenarnya hanya menangani Eks ODGJ, semisal ODGJ ini memerlukan akses perlindungan dan jaminan sosial, kita bantu untuk mendapatkannya,” kata Dyah kepada wartawan, Rabu (18/1/2022)

Dyah juga mengaku di Dinsos sendiri tak memiliki dokter yang bisa menangani pengobatan ODGJ

“Kita di Dinsos gak ada yang dari dokter, adanya dari orang sosial, orang psikolog, jadi kalau wilayahnya pengobatan atau berhubungan medis itu bagian dari Dinkes, kalau misal ada ODGJ ngamuk dijalan itu bagian dari Satpol PP,” tambahnya.

Selain itu Dyah juga menyangkan Pemprov Jabar maupun Pemkab tidak memiliki Panti Penampungan Eks ODGJ.

Baca juga: Viral, ODGJ di Tuparev Ngamuk Banting Traffic Cone ke Pengendara Mobil

“Kita memang masih kesulitan ya karena belum punya panti penampungan Eks ODGJ, cuma hanya ada satu di Kementerian terkait saja, itupun penuh, kalau rumah singgah sih kita ada cuma SOP nya kan cuma 7 hari saja, kalau panti Eks ODGJ di Pusat itu kan bisa lama sampai mereka bisa ketemu keluarganya bahkan sampai ada yang meninggal di panti,” jelasnya.

Terkait penanganan ODJG, kata dia, bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab keluarga yang bersangkutan.

“Eks ODGJ ini kan sebenarnya perlu perhatian keluarga, karena mereka kan biasanya harus minum obat seumur hidup, dan katanya obatnya besar-besar, kadang si pasien nya juga malas, kalau sampai kelewat minum obat biasanya suka kambuh lagi,” ujarnya lagi.

Ia juga berharap banyak masyarakat yang sadar bahwa penangan ODGJ ini bukan hanya tugas pemerintah saja.

“Semoga banyak masyarakat yang sadar dan ikut terlibat dalam penanganan eks ODGJ, selain itu permasalahan ODGJ ini bukan hanya tanggung jawab satu instansi tapi dibutuhkan kerjasama yang solid dari instansi-instansi terkait, dan terkahir semoga kedepan Karawang punya panti penampungan Eks ODGJ yang terlantar atau yang tidak punya keluarga,” tutupnya. (ddi)