BEPAS, KOTA BEKASI – Outing class merupakan metode pembelajaran yang dilakukan pendidik/mahasiswa di luar ruangan atau kelas bertujuan membekali keterampilan dan kemampuan dasar tertentu sebagai sarana menumbuhkan kreativitas. Selain itu outing class merupakan metode belajar yang menyenangkan, mengajarkan untuk lebih mengenal lingkungan sekitar, dan juga menghilangkan kejenuhan suasana belajar di dalam kelas.
Hal tersebut disampaikan, praktisi dan pebisnis Kuliner yang sukses Asep Suandi yang menjadi narasumber di acara Outing Class mahasiswa Jurusan bisnis Institut Stiami Kampus Kota Bekasi, Outing Class dapat dilakukan di semua mata pelajaran. Karena selama proses pembelajaran antara guru dan peserta didik dapat lebih membangun kedekatan, dan tentunya menyenangkan.
“Outing class ini sangat bagus dan berpotensi, karena smua program dari tingkat dasar sekarang dicoba belajarnya sukses. Di perguruan tingginya alangkah baiknya Outing Class dilakukan, dan mahasiswa pun pasti senang, karna tidak semata-mata mahasiswa belajar harus konsentrasi ke dosen saja,” ungkap Asep Suandi saat bincang dengan beritapasundan.com, di acara Outing Class E-Commerce Institut Stiami Kampus Kota Bekasi, bertempat di Rumah Makan Lesehan Karasa, Margahayu, Bekasi Timur.
“Kalau belajar diluar kelas, mahasiswa ini bisa melihat keadaan bisnis diluar seperti apa dan keadaan lainnya, jadi mahasiswa lebih semangat belajarnya, namun tetap diarahkan untuk konsentrasi ke kuliah bisnisnya,” beber Asep yang sudah banyak merasakan asam,manisnya terjun di dunia bisnis kuliner makanan sunda yang kini sudah sukses memiliki 4 cabang restoran khas sunda,
Hal tersebut ditambahkan salah satu praktisi, narasumber yang sekaligus pebisnis muda sukses, Imam Pasuwaryantoro, bahwa Outing Class ini bisa dilakukan terus menerus tetap dilanjutkan oleh semua perguruan tingga di Kota Bekasi agar suasana perkuliahan mahasiswa jurusan bisnis bisa mempelajari dari pebisnis-pebisnis yang sudah sukses.
“Seperti saat ini saya coba berbisnis online mengembangkan bisnis melalui aplikasi nyayur.co.id, kita mengelola hasil pertanian dari Jawa Tengah dari mulai mensuplai cabe, beras, semua pertanian dan perkebunan kita kelola, kita satukan jadi sisi system. Bagaimana masyarakat bisa membeli hasil pertanian dari satu system aplikasi, dan itu hasil bisnisnya luar biasa,” kata Imam yang saat ini tercatat aktif sebangai anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bekasi Raya.
Menurutnya, sejak menjalani bisnis pertanian melalui online, jadi tau harga kebutuhan hasil pertanian, seperti contohnya, kenapa beras di Bekasi dan di Bandung berbeda, karena tidak ada yang memanagemen.
“Yang pertama harus dilakukan para calon-calon pebisnis, khususnya bagi mahasiswa Institut Stiami jurusan bisnis adalah etitut dan etika berbisnis nomer satu. Kita mau pintar dan memiliki nilai IPK bagus, tetapi kalau tidak punya etitut bisnis, kita akan terdepak dan akan habis pada waktunya, Kedua baru silaturahmi dan membangun jaringan sebanyak-banyakny. Dan ketiga, para calon pebisnis mahaisswa ini harus tau arah bisnisnya kemana,” jelas Imam lagi.
Ketua Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Bekasi Raya, Wawan Hermawansyah juga melihat, sejak jadi dosen tahun 2000, mahasiswa terjebak di dalam proses pembelajaran yang tidak balance, otomatis mahasiswa diberikan suasana belajar yang monoton di dalam kelas.
“Sehingga saya memiliki gagasan, dan melihat ini harus ada keseimbangan antara kuliah dalam teori dengan dunia kuliah nyata. Jadi mahasiswa itu jangan diberikan masukan-masukan oleh dosennya seolah ilmu dewa dan melangit,” cetus Wawan yang juga aktif Dosen Institut STIAMI Kampus Kota Bekasi,
Sehingga kata Wawan, didalam 14 kali pertemuan kuliah, dirinya yang membawa nama ADI Bekasi Raya, menginginkan baik dipertengahan atau di akhir, mahasiswa itu diajak kuliah di luar kelas sesuai materi kuliahnya seperti jurusan bisnis, lalu mempertemukan mahasiswa dengan praktisi-praktisi yang sukses di lapangan maupun yang gagal.
“Kalau pengusaha yang sukses itu sudah umum, namun pengusaha yang gagal itu tidak akan dilirik sama orang, padahal yang gagal itu banyak sekali ilmunya, jadi, mahasiswa Stiami Bekasi banyak belajar dari yang gagal itu. Kenapa dia usahanya gagal? knapa bisa gulur tikar? padahal dulunya sangat jaya, dan mahasiswa itu jangan alergi diskusi dengan pengusaha yang gagal. (ais/kie)