Beranda Headline DLHK Karawang Genjot Pengelolaan Sampah: Tambah TPST dan Aktifkan Bank Sampah

DLHK Karawang Genjot Pengelolaan Sampah: Tambah TPST dan Aktifkan Bank Sampah

10
Bank sampah
Kepala Bidang Kebersihan DLHK Karawang, Agus Mustaqim (Foto: Istimewa)

KARAWANG – Produksi sampah di Kabupaten Karawang diperkirakan mencapai 1.100 ton per hari, dengan mayoritas berasal dari sampah rumah tangga serta limbah restoran, hotel, dan rumah makan. Pemerintah daerah melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Karawang menargetkan penambahan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) serta optimalisasi bank sampah guna meningkatkan pengelolaan limbah di wilayah tersebut.

Kepala Bidang Kebersihan DLHK Karawang, Agus Mustaqim, menjelaskan bahwa angka produksi sampah tersebut merupakan hasil perhitungan dalam Improvement of Solid Waste Management to Support Regional Area and Metropolitan Cities (ISWMP), sebuah program nasional yang berfokus pada peningkatan layanan pengelolaan sampah.

Baca juga: Perpustakaan Keliling Karawang Kini Hadir di Hari Minggu dan Sabtu

“Jika mengacu pada perhitungan ISWMP, perkiraan timbulan sampah di Karawang mencapai 1.100 ton per hari. Namun, ini masih perkiraan, bukan angka riil,” ujar Agus saat diwawancarai di ruang kerjanya, Selasa (25/2/2025).

Agus memperkirakan, volume sampah akan meningkat menjelang bulan Ramadhan, bahkan bisa mencapai 1.200 hingga 1.300 ton per hari.

“Saat Ramadhan, konsumsi meningkat, otomatis sampah juga bertambah. Kami sering menemukan sampah dibuang sembarangan, bahkan ada popok bayi dua karung di saluran irigasi. Belum lagi banyaknya TPS liar,” ungkapnya.

Pengelolaan Sampah oleh UPTD

Saat ini, pengelolaan sampah di 30 kecamatan Kabupaten Karawang ditangani oleh 4 Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD). Dari keempat UPTD tersebut, UPTD 1 yang mencakup Karawang Barat, Karawang Timur, Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, Pangkalan, Tegalwaru, Klari, dan Majalaya merupakan wilayah dengan produksi sampah tertinggi.

“UPTD 1 ini yang paling sibuk. Dari 53 armada truk sampah yang kami miliki, 33 di antaranya beroperasi di UPTD 1. Sedangkan dari 24 truk sampah sewaan, sebanyak 16 dialokasikan ke UPTD 1 karena volume sampahnya lebih besar dibanding wilayah lain,” jelas Agus.

Fokus Tahun 2025: Penambahan TPST dan Optimalisasi Bank Sampah

DLHK Karawang telah menetapkan dua program prioritas dalam upaya pengelolaan sampah tahun 2025. Pertama, penambahan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), dan kedua, pengaktifan kembali bank sampah.

Saat ini, terdapat dua TPST yang telah beroperasi optimal di Karawang, yakni TPST Mekarjati dan TPST Cirejag. TPST ini tidak sekadar menjadi tempat pembuangan sampah, melainkan juga melakukan pemilahan, pengolahan, dan pencacahan sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF), yaitu bahan bakar alternatif pengganti batu bara.

Baca juga: Unsika Kukuhkan 1.503 Mahasiswa PPG, Siap Jadi Guru Profesiona

“RDF ini punya nilai ekonomis karena bisa digunakan oleh industri seperti semen dan kertas. Kami sedang menjajaki kerja sama agar RDF ini bisa lebih dimanfaatkan. Selain itu, kami berencana membangun TPST baru di Tirtajaya,” jelas Agus.

Sementara itu, dari 154 bank sampah yang ada di Karawang, hanya 121 yang masih aktif. Untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat, DLHK Karawang akan berkoordinasi dengan sektor swasta.

“Kami akan rapat dengan pengelola bank sampah bulan ini untuk mengetahui kendala mereka. Selain itu, kami juga menjalin kerja sama dengan Pindodeli dan Indah Kiat agar bisa membantu mengaktifkan kembali bank sampah yang kurang berjalan,” tutup Agus. (*)