Beranda Headline Curhat Komisaris Persika: Kita Habis 8 Miliar, Eh Malah Dibully

Curhat Komisaris Persika: Kita Habis 8 Miliar, Eh Malah Dibully

76

BEPAS, KARAWANG – Salah seorang Komisaris PT Persika Singaperbangsa Karawang, Saepul Riki, turut angkat bicara perihal dibubarkannya tim Persika oleh sang Manajer Rakhmat Gunadi, kemarin.

Kepada tvberita.co.id, Riki yang ditemui di kantornya, Selasa (10/9) menjelaskan awalnya pembentukan tim Persika jelang musim liga III 2019 ini hanya atas dasar komunikasi pihaknya dengan sang manajer melalui telepon. Belum ada pertemuan langsung dan duduk bersama dalam rapat perusahaan.

Dikarenakan kesibukan masing-masing komisaris yang lain. Dalam PT Persika Singaperbangsa, diketahui ada 4 orang Komisaris di antaranya yaitu, KH Yusuf Mansur, Saepul Riki, Endro Widiyantoko dan Nana Permana Sudrajat.

Pada saat itu, lanjut Riki menceritakan, ia secara lisan maupun telepon ditanya Gunadi soal musim kompetisi liga III 2019, dan jawaban yang diberikan adalah secara pribadi ia mempersilahkan saja tim ini dibentuk, namun untuk masalah keuangan pihaknya belum bisa memberikan gambaran.

“Pada saat itupun saya meminta manajer untuk mengkomunikasikan juga dengan komisaris yang lain, saya hanya bisa mempersilakan, namun saya tidak bisa memberikan gambaran keuangan, maupun mengeluarkan mandat secara resmi, karena harus ada ijin dari komisaris yang lain,” kata Riki memaparkan.

Pasalnya, kata Riki, di tahun 2018 lalu dengan tim pemain terbaik Liga II, PT Persika mengeluarkan anggaran Rp 600 jutaan perbulan hanya untuk gaji.

Total di tahun 2018 lalu, Riki mengulas, Komisaris sudah mengeluarkan uang sebesar kurang lebih Rp 8 Miliar, di mana Rp 5,8 Miliar adalah dana pribadi 4 orang komisaris, dan sisanya adalah dari sumbangan dari pihak sponsor.

“Waktu itu di tahun musim 2018, ustad Yusuf Mansur secara pribadi mengeluarkan anggaran Rp 4,6 Miliar dan sisanya Rp 1,2 Miliar dibagi kami bertiga,” ungkapnya lagi.

Menurut Riki, meskipun Persika ini berbadan hukum perusahaan, namun tidak ada prioritas mencari keuntungan sama sekali di dalamnya. Dan meski di 2019 di musim Liga III ini tidak mengeluarkan anggaran sebesar tahun 2018, namun tetap pihaknya tidak lagi mampu membiayai.

Apabila kemudian tim Persika ini dibubarkan, sebagai Komisaris ia tidak menyalahkan siapapun. Semua hanya karena tidak adanya anggaran.

“Saya tidak pernah menyalahkan siapa pun, malah saya di media sosial di-bully, seolah-olah saya tidak bertanggung jawab, padahal untuk Persika saya sudah mengeluarkan uang pribadi sebesar Rp 675 juta, dan itu besar. Bahkan, ustad Yusuf pun sempat di-bully, padahal beliau sudah mengeluarkan uang pribadinya sebesar Rp 4,8 Miliar,” ujarnya menyesalkan.

Lebih lanjut dipaparkan Riki, pihaknya sangat menyayangkan tim Persika ini dibubarkan, dan jika ada orang Karawang yang perduli kepada PT Persika Singaperbangsa ini dan bersedia mengelolanya, pihaknya akan memberikan dengan ikhlas dan cuma-cuma.

“Gratis, seperakpun tidak usah bayar, kami persilahkan,” tandasnya.

Riki pun pasrah jika dipersalahkan kaitan tim persika ini, namun alasan pihaknya tidak lagi mengeluarkan dana karena memang sudah tidak lagi memiliki anggaran.

“Perusahan ini sudah pailit, kalau kami harus mengeluarkan uang di 2019 ini, kami tidak sanggup. Ini lah alasan mengapa kami tidak memberikan mandat secara resmi kepada tim Persika,” imbuhnya.

Menurut Riki, Satu-satunya harapan penyelamat dari permasalahan Persika ini adalah adanya bantuan yang diberikan Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang.

“Perusahaan ini sudah pailit, berarti harus ada tangan kekuasaan yang ikut membantu mencarikan solusi terhadap pendanaan Persika, dan dalam waktu dekat, kami (pihak komisaris) akan menggelar pertemuan dengan Pemerintah Daerah, untuk menentukan langkah apa selanjutnya yang diambil,” terang Riki.

Yang jelas, tegasnya, Pemda meminta Persika tidak boleh bubar dan harus diselamatkan. Dan meskipun tim ini sudah dibubarkan, namun jika kemudian ada sumbangan partisipasi pendanaan dari pihak ketiga yang difasilitasi oleh Pemda, maka tim ini bisa terbentuk kembali. (nna/kie)