beritapasundan.com – Di era digital yang serba terkoneksi, anak-anak semakin akrab dengan media sosial (medsos). Meski ada banyak manfaat dari platform ini, seperti hiburan dan edukasi, ancaman konten negatif tidak bisa diabaikan di medsos.
Paparan terhadap konten-konten berbahaya, seperti bullying, kekerasan, hingga informasi yang tidak akurat, dapat memengaruhi kesehatan mental anak secara serius.
Baca juga: Google Investasikan Jutaan Dolar untuk Mendukung Kelangsungan Media Lokal
Menurut sejumlah ahli, anak-anak yang terlalu sering melihat konten negatif di medsos berisiko mengalami berbagai masalah psikologis, termasuk stres, kecemasan, dan depresi. Selain itu, standar kecantikan atau kesuksesan yang sering ditampilkan secara tidak realistis di media sosial dapat memicu perasaan tidak percaya diri atau rendah diri pada anak.
Orang tua memiliki peran penting dalam melindungi anak-anak dari dampak negatif ini. Pertama, penting untuk mengawasi dan memahami aktivitas online anak-anak. Komunikasi yang terbuka mengenai apa yang mereka lihat dan rasakan di media sosial dapat membantu orang tua mendeteksi dini adanya masalah. Kedua, orang tua bisa menggunakan fitur parental control untuk membatasi akses anak ke konten yang tidak sesuai dengan usia mereka.
Tak hanya itu, orang tua juga harus aktif memberikan edukasi mengenai penggunaan media sosial yang sehat. Menanamkan nilai-nilai positif serta mengajarkan anak untuk kritis terhadap informasi yang mereka terima dapat menjadi langkah efektif dalam mencegah dampak buruk konten negatif.
Baca juga: Tanda WhatsApp Disadap dari Jauh dan Cara Menghentikannya
Melindungi kesehatan mental anak dari pengaruh buruk media sosial membutuhkan kewaspadaan dan peran aktif orang tua. Dengan pengawasan yang tepat dan edukasi, anak dapat tetap menikmati manfaat medsos tanpa terganggu oleh konten negatif yang berbahaya. (*)