BEPAS, KARAWANG – Masalah Ketenagakerjaan menjadi fokus pembahasan utama Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Karawang dalam rapat bersama Sekretaris Daerah Kabupaten Karawang Acep Jamhuri, Kamis (1/8) diruang rapat Sekda.
Menurut Ketua DPD KNPI Kabupaten Karawang, Lukman N Iraz, masalah perekrutan tenaga kerja asli Karawang 60 : 40 menjadi perhatian serius DPD KNPI yang memerlukan dukungan semua pihak terutama dari Pemerintah Daerah, yakni Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait juga pihak perusahaan untuk menyelesaikan apa yang menjadi permasalahan tenaga kerja asli Karawang sebenarnya.
“Setelah berdiskusi dengan pihak perusahaan, penyalur tenaga kerja maupun calon tenaga kerjanya sendiri bahwa sebenarnya pola rekruitmen 60 : 40 itu sudah dilaksanakan, Hanya saja pada saat setelah tes dilaksanakan hasilnya justru terbalik menjadi 40 : 60, padahal passing grade yang dipasang pihak perusahaan pun sudah diturunkan. Ini ada apa?,” kata Lukman kepada beritapasundan.com menjelaskan.
Menurut Lukman, Inilah yang harus dipecahkan bersama antara Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karawang, Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Karawang, pihak perusahaan dan stake holder terkait lainnya.
“Harus kita cari tahu, apakah standar pendidikan kita yang memang tidak memenuhi kualitas perusahaan atau memang sumber daya kita yang memang dibawah,” kata Lukman lagi.
Oleh karenanya, lebih lanjut Lukman menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar kegiatan diskusi atau Workshop untuk mencari tahu dan memecahkan permasalahan ketenagakerjaan asli Karawang ini.
“Dalam diskusi nanti, kita akan mencari tahu, kepada pihak perusahaan seperti apa sih kriteria yang di-inginkan pihak perusahaan itu. Kita akan duduk bersama untuk bisa mengetahui bersama apa sih permasalahannya, seperti apa keinginan pihak perusahaan, kita akan cari formulanya dan pecahkan bersama,” paparnya.
Dikatakan Lukman, sementara pendidikan terus berjalan dan angkatan kerja setiap tahun terus bertambah, namun pihak perusahaan justru memiliki kriteria sendiri. Ini yang harus kita selesaikan, agar angkatan kerja asli Karawang tidak terus kalah bersaing dengan angkatan kerja luar Karawang.
“Ini jelas kita akan terus kalah, dengan angkatan kerja pendatang jika kita pemuda hanya berdiam diri saja pasrah dengan keadaan. Harus kita harus temukan solusinya, formulanya seperti apa agar anak-anak muda kita tidak hanya menjadi penonton,” tandasnya lagi.
Terakhir Lukman juga prihatin dengan gagalnya pembangunan BLK di Kabupaten Karawang. Karena peran BLK ini seharusnya dimaksimalkan agar dapat menciptakan luluasan angkatan kerja sekolah kejuruan yang memiliki sumber daya manusia yang kompetitif dan siap kerja.
“Ya, kalau alasan tidak ada anggaran,tinggal minta berapa, Namun sebelumnya tanya dulu kepada pihak perusahaan apa saja sumber daya manusia yang dibutuhkan baru kemudian disesuaikan dengan fasilitas san kelengkapan BLK itu sendiri,” pungkasnya. (nna/kie)