
KARAWANG – Rektor Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), Prof. Dr. H. Ade Maman Suherman, S.H., M.Sc, memastikan penggunaan kelas kabin sebagai sarana kegiatan belajar mengajar (KBM) di kampus Unsika II merupakan pilihan yang efektif, efisien, dan tahan terhadap kerusakan maupun bencana.
Menurut Rektor Unsika, kelas kabin ini telah melalui proses analisis dan kajian mendalam sebelum diimplementasikan sebagai ruang kuliah. “Kelas kabin ini menurut saya efisien, ramah lingkungan, dan cepat. Ini menjadi ciri khas Unsika, namun bukan sesuatu yang menyimpang karena di luar negeri penggunaan ruang kabin sudah menjadi hal yang lazim,” ujarnya pada Senin, 14 April 2025.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Unsika II, Indra Budiman, menambahkan bahwa saat ini telah tersedia 36 kelas kabin, dilengkapi dengan 2 toilet, 1 kantin, dan 1 gudang.
Baca juga:Â Viral dan Sempat Kontroversial, Kelas Kabin Unsika Kini Resmi Digunakan
Satu unit kabin memiliki ukuran panjang 6,6 meter, lebar 2,44 meter, dan tinggi 2,59 meter. “Setiap ruangan memiliki panjang 6 meter dan lebar lebih dari 5 meter, serta mampu menampung hingga 30 mahasiswa. Ini sudah sesuai standar internasional,” jelas Indra.
Ia juga menegaskan bahwa kelas kabin terbuat dari bahan baja yang kuat dan tahan api, serta dipastikan tidak akan ambruk meski digunakan untuk aktivitas intensif. “Kami telah melakukan kajian kelayakan termasuk analisis pergerakan tanah oleh konsultan. Tanah di kampus Unsika II dinilai cukup stabil,” tambahnya.
Baca juga:Â Swiss-Belinn Karawang, Fakerunners, easy run
Sebagai langkah antisipatif, pihak kampus juga menyiapkan fasilitas pemadam kebakaran di beberapa titik kabin serta hidran dengan tekanan air tinggi. “Yang tidak tahan api hanyalah barang-barang di dalam ruangan seperti kursi dan meja. Karena itu, kami akan terus memantau dan mengimbau mahasiswa agar tidak merokok di dalam ruangan,” pungkasnya. (*)