Beranda Advertorial Karawang Tekan Angka Kematian Ibu, Tapi Masih Masuk 6 Besar Jawa Barat

Karawang Tekan Angka Kematian Ibu, Tapi Masih Masuk 6 Besar Jawa Barat

13
Angka Kematian ibu
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang, Endang Suryadi (Foto: Istimewa)

KARAWANG – Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Karawang sepanjang tahun 2024 tercatat sebanyak 38 kasus, menempatkan Karawang pada posisi keenam tertinggi di Jawa Barat. Kendati demikian, jumlah ini menunjukkan tren penurunan yang signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang, Endang Suryadi, mengungkapkan data tersebut saat rapat evaluasi di Ruang Sekretaris Daerah (Sekda) Karawang, Kamis (12/12/2024). Ia menegaskan bahwa penurunan ini merupakan hasil dari upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan ibu hamil.

Baca juga: Layanan UHC Karawang Dukung Penanganan Kasus Kelainan Atresia Anak

“Dulu kita selalu di posisi pertama, bahkan di level nasional. Alhamdulillah, sekarang turun menjadi posisi keenam di Jawa Barat dengan 38 kasus. Ini pencapaian, tapi masih perlu terus diperbaiki,” ujar Endang.

Endang menekankan pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin, minimal enam kali selama masa kehamilan, termasuk pemeriksaan USG dan pendampingan dokter. Pemeriksaan dini dianggap mampu mendeteksi risiko seperti hipertensi dan perdarahan, yang merupakan penyebab utama kematian ibu di Karawang.

“Dulu pemeriksaan minimal empat kali, sekarang ditambah jadi enam kali. Dengan begitu, komplikasi kehamilan bisa dideteksi lebih awal dan dicegah agar tidak terlambat ditangani,” jelasnya.

Subkoordinator Kesehatan Keluarga (Kesga) Dinkes Karawang, Eneng, menambahkan bahwa tren penurunan AKI di Karawang mulai terlihat sejak 2021. “Tahun 2021 ada 117 kasus, 2022 ada 52 kasus, 2023 ada 49 kasus, dan tahun ini 38 kasus. Semoga angka ini terus menurun,” harapnya.

Baca juga: TPT Karawang 2024 Turun, Pengangguran Masih Didominasi Lulusan SMA

Upaya lebih lanjut dilakukan melalui edukasi kesehatan, peningkatan fasilitas kesehatan ibu dan anak, serta koordinasi intensif antar layanan kesehatan untuk mempercepat rujukan jika terjadi komplikasi. (*)