Beranda Headline BMKG Ingatkan Pemudik Waspada Cuaca Ekstrem Jelang Lebaran 2025

BMKG Ingatkan Pemudik Waspada Cuaca Ekstrem Jelang Lebaran 2025

14
Cuaca ekstrem
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (Foto: Istimewa)

JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan pemudik untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat mengganggu kelancaran perjalanan menjelang Lebaran 2025.

Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-3 Lebaran atau 28 Maret 2025, dengan jumlah pergerakan masyarakat mencapai 12,1 juta orang, terutama jika kebijakan Work From Anywhere (WFA) diterapkan. Dengan tingginya volume perjalanan, BMKG menegaskan pentingnya kesiapan pemudik dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu.

Baca juga: Tunjukkan Toleransi, MBI Karawang Gelar Aksi Sosial di Bulan Ramadan

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil pemantauan dalam periode 10–14 Maret 2025, sejumlah wilayah Indonesia mengalami hujan lebat hingga ekstrem. Curah hujan tertinggi tercatat di Padang Pariaman, Sumatra Barat, dengan 210,0 mm pada 12 Maret 2025. Selain itu, Kepahiang, Bengkulu mencatat curah hujan 153,0 mm, sementara beberapa wilayah di Jawa Barat mengalami curah hujan di atas 100 mm selama beberapa hari berturut-turut.

“Kondisi ini meningkatkan risiko banjir, tanah longsor, dan genangan air, yang dapat berdampak pada perjalanan darat, laut, dan udara. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terkini sebelum berangkat, terutama bagi mereka yang menggunakan kendaraan pribadi,” ujar Dwikorita dalam siaran pers yang dikutip dari situs resmi BMKG pada Senin, 17 Maret 2025.

Ia juga mengingatkan pemudik untuk memastikan kendaraan dalam kondisi prima, memeriksa tekanan ban, fungsi lampu, serta menyiapkan peralatan darurat seperti ban cadangan dan alat komunikasi. “Jika hujan lebat terjadi, sebaiknya tunda perjalanan dan cari tempat berlindung yang aman. Jangan memaksakan perjalanan dalam kondisi cuaca buruk,” tambahnya.

Gangguan Atmosfer Picu Cuaca Ekstrem

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk sirkulasi siklonik di beberapa perairan Indonesia, aktifnya Madden-Julian Oscillation (MJO), serta gelombang atmosfer Rossby Ekuator dan Kelvin.

Baca juga: Menikah Beda Agama dalam Islam: Pandangan Berdasarkan Al-Qur’an

“Kombinasi faktor ini memperkuat pertumbuhan awan hujan, sehingga meningkatkan potensi hujan lebat hingga ekstrem dalam sepekan ke depan,” kata Guswanto.

Wilayah yang berpotensi terdampak hujan lebat antara lain Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Papua Selatan.

BMKG juga meminta pemudik yang melintasi wilayah-wilayah ini untuk lebih berhati-hati, terutama di jalur rawan banjir dan longsor seperti jalur Pantura, jalur selatan Jawa, serta beberapa ruas tol yang berpotensi tergenang air. (*)