Beranda News Tingkatkan Kualitas Komoditas Ekspor, BUTTMKP Siap Bantu Petani Lokal

Tingkatkan Kualitas Komoditas Ekspor, BUTTMKP Siap Bantu Petani Lokal

42

BEPAS, BEKASI – Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian (BUTTMKP) memaparkan enam produk pertanian Indonesia yang berhasil ditingkatkan kualitasnya hingga dapat bersaing di perdagangan internasional. Keenam hasil uji terap Karantina Tumbuhan.

“Kami meyakini hasil produk petani kita sebenarnya tidak kalah dan bisa menjadi komoditas dunia. Untuk itu, BUTTMKP membantu enam komoditas ekspor agar kualitasnya meningkat dan semakin siap berkompetisi di tingkat global. Keenam komoditas itu adalah kulit kayu manis, buah naga, benih biji-bijian, nanas, manggis, dan salak pondoh,” ungkap Kepala BUTTMKP Wawan Sutian, kepada beritapasundan.com, Jumat (22/11/2019).

Nantinya, kata Wawan, hasil uji terap ini akan menjadi kebijakan Badan Karantina Pertanian untuk diimplementasikan oleh UPT KP dan Induatri, agar komoditas ekspornya mendapat jaminan lebih tahan lama dan bebas dari penyakit, Salah satu contoh kulit kayu manis merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang kerap terinfestasi Liposcelis sp, atau kutu burem sehingga mengalami penurunan kualitas.

Hasil uji terap melalui fumigasi sulfuryl fluoride pada dosis dan waktu tertentu akan menyebabkan mortalitas 100% stadia imago, nimfa, dan telur Liposcelis entomophila, Liposcelis fuscieps, dan Liposcelis corrodens. Perlakuan tersebut, sambungnya, tidak meninggalkan residu fluoride yang melebihi batas maksimum residu yang di persyaratkan Amerika dan Eropa.

“Sementara itu, Buah naga merupakan buah yang banyak dicari orang di Tiongkok. Tiongkok mensyaratkan buah naga ( Hylocereus costaricensis ) yang masuk ke negaranya harus bebas dari lalat buah ( Bactrocera papayae Drew & Hanhock ). Kami di BUTTMKP telah melakukan uji bahwa perendaman buah naga pada suhu dan waktu tertentu dapat mendisinfestasi lalat buah tersebut, sehingga aman dan memenuhi persyaratan yang diminta Tiongkok,” tegas Wawan.

Banyak pelancong dari luar negeri membawa benih komoditas biji-bijian seperti benih kedelai, jagung, bunga matahari, padi, sengon, semangka dan kacang hijau. Adapun alasan mereka melakukannya adalah keperluan untuk dikomsumsi bukan untuk ditanam di Indonesia. Untuk itu, BUTTMKP menyarankan tindakan perlakuan udara panas pada susu dan waktu tertentu untuk mendevitalisasi atau mematikan daya tumbuh dari biji-bijian tersebut.

“Kita mengetahui bersama bahwa Nanas segar memiliki satu kekurangan besar sebagai komoditas ekspor, yaitu tidak tahan lama disimpan dan mudah busuk. Selain itu, keberadaan kutu putih juga menurunkan kualitas nanas segar yang akan diekspor. Pengemasan atmosfer termodifikasi (modified atmosphere packaging/MAP) akan mengeliminasi kutu putih (Dysmicoccus neobrevipes) dan memperpanjang masa simpan buah nanas,” ucap Wawan.

Sedangkan komoditas buah manggis ternyata kerap menghadapi hama kutu putih (Dysmicoccus neobrevipes) dan cara yang berjalan selama ini kurang efektif untuk menghilangkan bangkainya yang menancap erat pada permukaan kulit manggis.
“Untuk itu, hasil penelitian BUTTMKP melalui perendaman buah manggis dalam air panas dan larutan surfaktan yang terbukti efektif untuk mengeliminasi dan menyingkirkan bangkai kutu putih dari permukaan manggis.

“Terakhir, komoditas Salak Pondoh tidak terbebas pula dari infestasi lalat buah (Bactrocera carambolae). Perlakuan Iradiasi sinar gamma secara signifikan berhasil mendesinfestasi lalat buah dan memperpanjang masa penyimpanan buah salak,” ujar Wawan lebih lanjut.

Dia berharap, keenam hasil uji terap yang disosialisasikan melalui seminar selama dua hari ini akan bermanfaat bagi petani Indonesia, khususnya bagi eksportir,
“BUTTMKP akan terus hadir dan siap sedia melayani masyarakat, serta berkolaborasi bersama untuk kemajuan pergerakan ekonomi Indonesia,” jelasnya. (ais/dhi)