BEPAS, KARAWANG – Rp 1,7 Miliar dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan pembangunan Mushola GOR Panathayuda Karawang. Anggaran ini jauh lebih fantastis dari estimasi anggaran yang dibutuhkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Karawang, yang menyebutkan untuk pembangunan Mushola tersebut membutuhkan anggaran sebesar Rp 1 Miliar.
Hal tersebut diungkapkan Pihak pelaksana pekerjaan pembangunan Mushola GOR Panathayuda, PT Cipaga Mas Perkasa kepada beritapasundan.com kemarin di kantornya.
Zenal Arifin pemilik perusahaan mengungkapkan anggaran kebutuhan pembangunan Mushola tersebut justru membutuhkan anggaran lebih dari Rp 1 Miliar, berdasarkan penghitungan sementara pihaknya, dibutuhkan anggaran sebesar kurang lebih Rp 1,7 Miliar untuk dapat menyelesaikannya.
“Dari mulai pembangunan pondasi, termasuk sarana dan prasarana, tempat wudhu, toilet dan lainnya,” ungkap Zenal.
Dikatakan Zenal, sampai hari ini progres pembangunannya baru menyelesaikan tahap pembangunan pertama penunjukan langsung senilai Rp. 200 juta, yang dikerjakan di Bulan Desember 2018 lalu.
baca juga: Musala Panathayuda Kapan Selesai? DPRD: Perencanaan Tidak Matang
Kemudian di tahun anggaran 2019 ini karena keterbatasan anggaran yang dimiliki, pihak Dinas PUPR telah menganggarkan kembali sebesar Rp. 200 juta untuk melanjutkan pembangunan.
Tentu saja kata Zenal, lebih lanjut menerangkan anggaran sebesar itu tidak akan mencukupi untuk membangun mushola yang representatif bagi warga masyarakat di sekitarnya.
Sehingga ia pun memutuskan, akan menyelesaikan pembangunan mushola dengan menggunakan dana pribadinya, sehingga Mushola GOR ini benar-benar bisa mulai dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat beribadah di tahun 2019 ini.
“Pembangunan Musala di GOR ini memang dibangun dengan kondisi uang yang terbatas, namun saya tetap akan tuntaskan dengan uang pribadi saya sebagai bentuk ladang ibadah saya dan keperdulian saya terhadap apa yang menjadi kebutuhan bagi masyarakat sekitar yaitu tempat ibadah yang dekat dan representatif, saya ikhlas,” ulasnya menerangkan.
Zenal berharap dengan adanya Musala disana nanti, kesan negatif karena ulah dan kelakuan anak-anak nakal yang kerap terjadi di sekitaran GOR tersebut tidak akan lagi terjadi jika mendengar adzan berkumandang dari musala tersebut.
“Dan selain itu, masyarakat sekitar yang ingin menunaikan shalat ketika waktu shalat tiba, tak perlu lagi kebingungan untuk mencari tempat beribadah karena posisi mushola yang strategis tidak harus membuat warga yang akan menunaikan shalat berjalan jauh atau pun meninggalkan shalatnya,” pungkasnya. (nna/kie)