Beranda Regional Mengenal 7 Benda Pusaka Milik Keraton Kasepuhan Cirebon

Mengenal 7 Benda Pusaka Milik Keraton Kasepuhan Cirebon

39
Keraton Cirebon
Istimewa/net

Cirebon – Sebagai tempat destinasi wisata sejarah dan budaya di Kota Cirebon. Keraton Kasepuhan memiliki banyak sekali benda dan bangunan menarik yang patut kita lihat.

Benda pusaka dan bangunan tua itu menyimpan kisah. Keraton Kasepuhan sendiri terletak di Jalan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon Jawa Barat.

Dulunya Keraton Kasepuhan bernama Keraton Pakungwati yang diambil dari nama seorang anak dari Pangeran Cakrabuana yang menikah dengan Sunan Gunung Jati.

Baca juga: Meski Baru Dibangun, Warga Malas Gunakan Toilet di Alun-Alun Karawang, Ada Apa ?

Sebagai bangunan sejarah yang cukup tua, Keraton Kasepuhan Cirebon memiliki banyak sekali benda dan tempat-tempat bersejarah peninggalan masa lalu.

Tentu hal ini sangat menarik selain sebagai destinasi wisata berkunjung ke Keraton Kasepuhan Cirebon juga dapat menambah pengetahuan kalian soal sejarah dan budaya.

Untuk mengetahui ada hal menarik apa saja yang ada di Keraton Kasepuhan, berikut tujuh benda pusaka dan bangunan menarik yang ada di Keraton Kasepuhan.

1. Taman Indrakila
Salah satu taman yang ada di kompleks Keraton Kasepuhan. Lokasinya berada di area belakang Keraton Kasepuhan. Bentuk tamannya sangat cantik. Di depan ada dua buah patung singa yang terbuat dari kayu, lalu kolam buatan yang dulunya terhubung dengan sungai dan juga ada sebuah balai kambang atau bangunan yang terletak di atas danau.

Dulunya taman ini digunakan untuk para Sultan menenangkan diri sejenak dan melihat ikan dan teratai yang ada di dalam kolam. “Taman ini dulunya digunakan untuk refreshing dan bersantai,” tutur Iman Sugiman Kepala Bagian Informasi Keraton Kasepuhan dalam wawancara bersama detikJabar.

2. Taman Dewandaru
Pada saat memasuki Keraton Kasepuhan setelah gapura di samping museum ada sebuah taman dengan bentuk melingkar dengan dua buah patung singa putih di tengahnya. Selain dua buah patung singa di taman Dewandaru, juga ada sebuah meja dan dua bangku serta dua meriam yang dinamakan dengan nama Ki Santono dan Nyi Santoni.

3. Gamelan
Selain taman di area Keraton Kasepuhan juga ada 3 pasang gamelan yang memiliki nama dan fungsi yang berbeda-beda. Ada gamelan sekaten, di mana gamelan ini memiliki usia 6 abad atau 600 tahun. Dulunya digunakan sebagai sarana dakwah untuk menyebarkan agama Islam.

Baca juga: Getol Berkunjung, Ketua TKD Optimis Pasangan AMIN Menang di Karawang

Kedua ada gamelan megamendung yang dibuat khusus dengan motif ukiran megamendung. Tujuan dibuatnya gamelan megamendung adalah untuk pengiring lagu dalam pementasan seni tari.

Ketiga ada gamelan ketuyung yang merupakan gamelan peninggalan Sunan Kalijaga. Gamelan Ketayung biasanya digunakan untuk pementasan seni Wayang.

4. Situs Sirara Denok
Jika memasuki Museum Keraton Kasepuhan ada sebuah bentuk bangunan tua yang tersusun oleh bata dan dilindungi oleh kaca besar.

Situs ini dulunya digunakan sebagai tempat penyimpanan barang-barang pusaka milik Kasultanan Cirebon. Situs Sirara Denok dibangun pada abad XIV.

5. Batu Gilang
Merupakan sebuah batu yang berbentuk persegi panjang. Dulunya digunakan sebagai sebuah petunjuk arah kiblat.

Menurut Iman Sugiman selaku Kepala Bagian Informasi Keraton Kasepuhan ada mitos yang dipercaya oleh sebagian orang, dimana jika ada orang yang berhasil mengukur ukuran batu gilang dengan jari tangan sebanyak 3 kali, dan hasilnya sama maka orang tersebut akan mendapatkan kesuksesan.

6. Ukiran Kama Sutra
Selain batu dan gamelan di dalam Museum Keraton Kasepuhan juga terdapat sebuah ukiran yang menggambarkan dua orang yang sedang berhubungan seksual.

Di samping ukiran tersebut tertulis dengan nama Ukiran Karya Penambahan I yang menggambarkan manusia purba dan kama sutra dibuat sekitar abad XV.

Menurut Kepala Bagian Informasi Keraton Kasepuhan Iman Sugiman mengatakan tujuan dibuatnya ukiran tersebut adalah sebagai sex education atau pendidikan seksual. “Sudah sejak dahulu seks education itu sudah ada,” kata Iman.

7. Alat Debus Banten
Di dalam museum juga ada seperangkat alat debus dari Banten yang dulunya digunakan sebagai media dakwah untuk menyampaikan ajaran agama Islam.

Selain itu juga alat debus Banten ini digunakan untuk menguji kekuatan fisik dari para prajurit keraton pada zaman dulu. Bentuknya mirip sebuah gendang dengan rantai di sekelilingnya, serta bagian bawahnya ada besi yang berujung lancip dan tajam. (*)