KARAWANG – Fenomena abrasi di pesisir pantai Ciparage, Desa Ciparagejaya, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang, bukanlah hal baru bagi warganya. Bertahun-tahun mereka harus berjuang melawan ombak yang terus menggerus garis pantai, membuat banyak rumah di bibir pantai terancam. Upaya sederhana seperti memasang karung berisi pasir seringkali tidak mampu menahan kekuatan ombak.
Nani (65), seorang ibu paruh baya yang telah tinggal di pesisir Ciparage selama puluhan tahun, mengisahkan pengalamannya yang tragis pada tahun 2019. Kala itu, rumahnya habis diterjang ombak besar yang datang tiba-tiba. “Semua isi rumah hanyut, rumah tinggian ombak. Saya waktu itu sedang mengandung anak kedelapan, dan terjatuh hingga harus dibawa ke rumah sakit,” ungkapnya.
Baca juga: Panwaslu Pedes Ajak ASN dan Kades untuk Jaga Netralitas di Pilkada 2024
Kisah Nani bukanlah satu-satunya di desa tersebut. Ketakutan akan ombak yang datang sewaktu-waktu menjadi keseharian warga. Namun, harapan baru mulai muncul ketika alat pemecah ombak dan perangkap sedimentasi, yang dikenal dengan nama appostrap, dipasang di sepanjang bibir pantai Ciparage.
Pemasangan appostrap ini merupakan bagian dari program inovatif yang dikembangkan oleh Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) untuk mengatasi abrasi. Ketua Kelompok Kerja Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (KKPMP) Desa Ciparagejaya, Satrio Firdauzi Rojak, menjelaskan bahwa uji coba appostrap pertama kali dilakukan pada tahun 2019-2020 dengan menggunakan ban mobil. Namun, hasilnya kurang memuaskan sehingga dilakukan evaluasi dan akhirnya dipilih ban motor yang lebih efektif.
“Setelah beberapa kali uji coba, kami berhasil membuat appostrap yang efektif pada tahun 2023, dengan panjang 200 meter yang dipasang di dua dusun, Muara 1 dan Muara 2. Hasilnya, tanah timbul bertambah sejauh 25 meter dari pantai ke daratan,” jelas Satrio.
Imam Teguh, Penanggung Jawab Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PHE ONWJ, menambahkan bahwa setiap pelaksanaan program membutuhkan sekitar 10.000 ban. Selain di Ciparage, program appostrap juga telah dipasang di wilayah lain seperti Pasir Putih Cilamaya, Mayangan Subang, dan Balongan Indramayu, dengan hasil yang cukup efektif dalam menahan ombak dan menambah sedimentasi.
Baca juga: Pengumuman Pendaftaran pasangan calon Bupati dan wakil Bupati karawang tahun 2024
Inovasi appostrap ini telah mendapatkan hak paten dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenhumham). Meskipun demikian, masyarakat pesisir di wilayah lain tetap diperbolehkan untuk menggunakan teknologi ini dengan syarat tidak untuk tujuan komersial.(*)