Beranda News Jelang Lebaran, Jasa Penukar Uang Baru Menjamur di Karawang

Jelang Lebaran, Jasa Penukar Uang Baru Menjamur di Karawang

13
Jasa Penukaran Uang Baru (Foto: El)

KARAWANG – Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, jasa penukaran uang baru di Kabupaten Karawang mulai bermunculan.

Berdasarkan pantauan, jasa penukaran uang baru tersebut terlihat berjejer di Jl. Bypass Tanjungpura, Kecamatan Karawang Barat.

Salah satu penjual, Sinta (70) menyebutkan, uang baru yang ia tawarkan kepada masyarakat tidak berasal dari bank, melainkan didapat dari seorang bandar di Jakarta.

“Sekali ngambil dari bandar kadang 1 M, 500 juta, suka-suka kita. Kita jualnya 15 persen, keuntungannya tergantung modal, kalau modal besar biasanya lebih besar untungnya,” ujarnya saat diwawancarai pada Rabu, 3 Maret 2024.

Baca juga: Jelang Arus Mudik, Dishub Karawang Gelar Inspeksi Keselamatan LLAJ

Ia memaparkan, rata-rata orang yang datang, menukar uang mulai dari 500 ribu hingga 1 juta ke atas. Penukarannya ia hargai sebesar 15 persen.

Untuk pendapatan, Sinta sendiri biasanya meraup omset kisaran 5 sampai 10 juta dari hasil jasa penukaran menjelang lebaran.

“15 persen itu, misal nuker 1juta. Bayarnya jadi Rp1.150.000. Paling rame itu 3-4 hari sebelum lebaran, malam takbiran kita udah stop. Tapi alhamdulilah selalu habis, karena banyak yang butuh,” paparnya.

“Alasan saya berjualan ya itu, karena banyak yang butuh. Kalo di bank itu mereka kadang udah ngantri, ada yang panas-panas, malah gak dapat,” tambahnya.

Baca juga: 4 Tips Mudik Lebaran Aman dan Nyaman Naik Kereta Api, Yuk Simak

Penjual lainnya, Juni (47) juga mengungkapkan, uang yang didapat berasal dari bandar asal Karawang. Berbeda dengan Sinta yang mengeluarkan modal, Juni hanya bertugas menawarkan jasa penukaran uang milik sang bandar.

“Kita ada bosnya, cuman ngejual doang ibarat kuli. Per hari kita laporan, dapetnya mulai 500 ribuan ada sih perhari, tergantung lakunya, kadang malah kurang dari itu,” ungkapnya.

Jasa penukaran yang ia tawarkan, per 100 ribu dikenakan admin 15.000. Ia mengaku, omzet yang ia dapat selama 12 hari penjualan, kurang dari 5 juta rupiah.

“Kita selalu was-was, karena ini kan duit ya. Belum lagi, sering juga pembeli yang takut uang palsu, tapi ya wajar. Kita jelaskan kalau ini yang asli, namanya juga kita cari buat makan, jadi ikut kerja musiman,” terangnya.

Di samping itu, Euis (35) salah satu pembeli (penukar uang) mengatakan, jasa penukaran bank resmi sulit didapat. Jadi, dirinya menukarkan uang melalui jasa penukaran yang ia temui dijalan.

“3 hari ini saya nyari ternyata kosong, nitip ke temen di km 57 juga gak dapet. Saya inget ada jasa tuker uang dijalan, ini baru pertama kali. Karena biasanya nukar di BJB, tapi sudah kosong,” pungkasnya.