beritapasundan.com – Mengelola keuangan adalah perkara susah-susah gampang. Tak jarang banyak orang yang mengeluhkan dirinya selalu kehabisan uang saat di tengah bulan. Jika Anda mengalaminya, sebaiknya mulai introspeksi diri, mencari sumber kesalahan dalam mengelola keuangan.
Salah satu sumber kesalahan dalam mengatur uang adalah budaya konsumtif yang makin menggila, dengan segala godaannya seperti tren spill produk dan tempat tertentu yang bikin banyak orang FOMO alias tidak mau ketinggalan tren.
Kesalahan Fatal dalam Mengelola Keuangan
Tidak hanya budaya konsumtif. Terkadang banyak orang terkena ilusi berduit. Ini bisa terjadi saat seseorang membelanjakan uang hanya dengan perasaan, bukan secara nominal konkret. Buat mencegah hal tersebut, berikut tiga kesalahan merasa punya uang yang wajib diwaspadai:
Baca juga: Aktivasi Rekening PIP 2024 Sudah Dimulai, Berikut Jadwalnya
Tak Membuat Daftar Pengeluaran Secara Rutin
Banyak orang gagal dalam mengelola keuangan karena tidak membuat daftar pengeluaran untuk kebutuhan rutin dan mendesak. Ujungnya, sering kali merasa bingung uangnya habis untuk apa selama ini.
Alih-alih dialokasikan untuk hal yang prioritas, kebanyakan orang setelah gajian langsung merasa punya uang lebih sehingga digunakan untuk belanja atau hal impulsif lain. Padahal, mungkin sebenarnya pendapatan masih pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Terlena dengan Penghasilan Besar yang Tidak Tetap
Saat ini menjadi pekerja lepas sudah menjadi hal yang sangat lumrah. Bahkan, banyak yang mendedikasikan dirinya menjadi pekerja lepas seutuhnya demi kebebasan dalam mengatur waktu.
Namun tak sedikit, pekerja lepas yang terlena saat pemasukan mereka sedang besar. Ironisnya, realita tak selalu indah, penghasilan pekerja lepas sering naik turun alias tak menentu, berakibat fatal jika kurang bijak dalam membelanjakan uang.
Baca juga: Kenali Perbedaan Worm, Trojan, Malware, Virus, Yuk Simak Penjelasannya
Terhipnotis Limit Kartu Kredit dan Pinjaman Online
Tidak sedikit orang sering terlena dengan limit yang diberikan oleh kartu kredit atau pinjaman online. Sering kali mereka salah mempersepsikan limit yang mereka dapat sebagai uang yang bisa dibelanjakan sesuka hati.
Ujungnya, hanya menambah beban utang karena menggunakan limit pinjaman tanpa perhitungan. Lebih parah lagi jika pendapatan tidak menentu, tapi memaksakan menggunakan fitur pinjaman, sama saja mengundang bencana keuangan. (*)
