Beranda News Angka Stunting di Desa Parungmulya Karawang Terus Meningkat

Angka Stunting di Desa Parungmulya Karawang Terus Meningkat

30
Plt Bupati Karawang, H. Aep Syaepuloh saat bersama warga Desa Parungmulya (Foto: Ist)

KARAWANG – Angka stunting di Desa Parungmulya Kecamatan Ciampel Karawang tercatat kategori tinggi, saat ini jumlahnya mencapai 51 anak.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Karawang, Sofiah menyebutkan, ada 2 faktor utama yang menjadi penyebab tingginya angka stunting di desa tersebut.

Pertama, pola asuh orang tua yang belum teredukasi. Kedua, tingginya angka anemia yang diderita oleh remaja putri Desa Parungmulya.

“Pola asuh itu berpengaruh. Orang tua harus diedukasi agar tidak merokok dalam rumah serta menerapkan pola hidup sehat. Stunting harus diatasi bersama,” ujarnya pada Selasa, (7/11).

Baca juga: Tekan Kasus Stunting, Dewan Putih Sari Bagikan Telur untuk Masyarakat Ciampel

Ia menjelaskan, anemia juga harus dicegah dan ditanggulangi. Sebab nantinya, remaja perempuan tentu akan memasuki fase menikah, hamil hingga memiliki anak.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Karawang, Nurmala Hasanah memaparkan, berdasarkan survey ditemukan kurang lebih 60 persen remaja putri di Desa Parungmulya mengalami anemia.

Oleh karena itu, pihaknya bersama DPPKB bekerjasama untuk menekan angka stunting dengan cara menanggulangi anemia, mengedukasi orang tua dan mengintervensi asupan anak yang terkena stunting.

“Kita akan cek Hb nya lalu kita berikan tablet tambah darah, dan kita pantau waktu minumnya. Kita juga beri informasi terkait pola makan yang baik untuk remaja putri,” paparnya.

Baca juga: Pegawai Honorer di Instansi Pemerintah Bakal di Hapus Tahun 2024

Disamping itu, Plt. Bupati Karawang, Aep Saepulloh menambahkan, selain masalah pola asuh dan anemia, beberapa masyarakat Parungmulya terkendala karena tinggal di wilayah perhutani.

Ia menegaskan kepada Dinas terkait serta jajaran bidan, kapolsek, camat dan puskesmas di desa tersebut untuk sama-sama sinergi menurunkan angka stunting.

“Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh desa ini, salah satunya ada beberapa masyarakat yang tinggal di wilayah perhutani. Kita akan tetap memberikan asupan makanan bergizi dan makanan tambahan kepada masyarakat tersebut,” tambahnya.

“Mudah-mudahan di tahun 2024, angka stunting dapat menurun 4 sampai 3 persen,” pungkasnya.