BEPAS, KARAWANG – Nampaknya gesekan di internal Partai Gerindra Karawang semakin memanas, bak berbalas pantun, saling sindir dan saling klaim pun terjadi di antara kedua belah kubu.
Tak terima disebut bukan kader asli Partai Gerindra, di salah satu media online dengan tegas Enan pun menyebutkan jika dirinya memiliki KTA resmi Partai Gerindra dan bukanlah kader abal-abal.
“Kurang lebih 7 bulan yang lalu saya mendapatkan KTA, jadi saya bukan anggota/kader bodong,” tegasnya sebagaimana dikutip di BersekaNews.com
Menanggapi hal tersebut, dalam siaran pers nya kemarin, kepada beritapasundan.com, Wakil Sekretaris Partai Gerindra Karawang, Andre Lukman mengaku heran mengapa Enan tidak bisa membedakan apa itu kader apa itu anggota.
Dikatakan Andre, dalam partai Gerindra sesuai AD/ART sebagai landasan bergerak seluruh kader dan anggota, sudah diatur dengan jelas bahwa di Partai Gerindra mengenal istilah “Anggota dan Kader”. Dalam artian, seorang anggota Partai belum tentu kader tapi seorang kader sudah pasti ia adalah Anggota Partai Gerindra.
Dan Andre menegaskan, partai Gerindra tidak mengenal kader abal-abal, karena dalam partai Gerindra jelas aturan main organisasinya sebagaimana tercantum di dalam AD/ART Partai Gerindra.
“Memang betul Enan adalah salah satu anggota Partai Gerindra, tapi Enan bukan kader Partai Gerindra, dikarenakan ia belum melaksanakan proses kaderisasi Partai Gerindra sesuai amanat AD/ART Partai Gerindra,” ulasnya menegaskan.
Menurut Andre, secara pribadi dirinya menyarankan kepada Enan untuk lebih sering-sering membaca, mengkaji serta memahami AD/ART Partai Gerindra sebagai landasan mengabdikan dan membesarkan Partai Gerindra khususnya di Partai Gerindra Kabupaten Karawang.
Ia pun menyarankan Enan untuk menunjukan loyalitas dan totalitas terhadap segala putusan partai.
Bahkan terang-terangan Andre mempersilahkan dan memberikan mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Enan yang dengan jujur dan terbuka mengakui rencananya akan keluar dari Partai Gerindra serta mencari suaka politik dari parpol yang memang bersedia menampung hasrat politk pribadi Enan.
“Karena Partai Gerindra tidak butuh “kutu loncat”, yang dibutuhkan partai Gerindra adalah pejuang-pejuang politik yang senantiasa tunduk dan patuh serta loyal kepada partai,” sindirnya.
“Bagi keluarga besar Partai Gerindra Kabupaten Karawang, kami dapat melihat, mendengar, membaca dan menilai karakteristik pribadi Enan dalam berpolitik di partai Gerindra hanya sebatas hasrat politik pribadi,” tegasnya lagi.
Terakhir Andre menyebutkan, berdasarkan SK Nomor : 10-040/Kpts/DPP-GERINDRA/2017 tentang Susunan Personalia Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra Kabupaten Karawang dibawah kepemimpinan Ajang Supandi sebagai Ketua Dan Endang Sodikin sebagai Sekretaris, yang ditandatangani oleh Ketua Umum H. Prabowo Subianto dan Sekretaris Jenderal H. Ahmad Muzani pada tanggal 3 Oktober 2017 secara *de jure* dan *de facto* masih berlaku, serta menjadi landasan tata kelola organisasi di DPC Partai Gerindra Kabupaten Karawang.
“Jadi hingga hari ini tidak tepat ada istilah “pemecatan” atau “dualisme” kepemimpinan di partai Gerindra Karawang, Gerindra Karawang tetap solid,” tandas Andre.
Meski tidak bisa dipungkiri, dikatakan Andre, dinamika politik itu selalu ada baik di Partai Gerindra Karawang ataupun Partai lainnya. Dan perlu dicatat bahwa dinamika yang terjadi tersebut akan segera mencair dan menyatu kembali apabila sudah keluar putusan dari partai.
“Saya meyakini seluruh anggota dan kader Partai Gerindra Karawang akan tunduk dan patuh serta loyal terhadap segala putusan partai,” pungkasnya. (nna/kie)