Beranda Headline Usaha Lontong BTJ Karawang Bertahan dengan Metode Tradisional

Usaha Lontong BTJ Karawang Bertahan dengan Metode Tradisional

6
Lontong karawang
Domah Azilah (42), pemilik rumah produksi lontong BTJ (Foto: Istimewa)

KARAWANG – Salah satu pengusaha lokal Karawang, Domah Azilah (42), telah mempertahankan produksi lontong tradisional tanpa pengawet selama 13 tahun.

Domah adalah pemilik rumah produksi lontong Berkah Tama Jaya (BTJ). Lontong produksinya memiliki keunikan tersendiri karena menggunakan campuran dua jenis beras, yaitu pera dan pulen, yang menghasilkan lontong dengan tekstur kukuh, mampu menyerap kuah, dan bumbu dengan baik.

Baca juga: Lonjakan Pengunjung di Perpusda Karawang, Koleksi dan Fasilitas Kian Lengkap

Berpegang teguh pada prinsip tradisional, Domah tidak menggunakan bahan kimia dalam proses produksinya. Ia memilih daun pisang sebagai pembungkus lontong, alih-alih plastik, dan tetap menggunakan kayu bakar untuk menjaga cita rasa serta aroma yang khas.

“Ketahanan lontong ini bisa mencapai 24 jam atau bahkan dua hari, tergantung kualitas beras dan perawatan penyimpanannya,” ujar Domah saat diwawancarai, Senin (20/1/2025).

Domah memulai usaha rumah produksi lontong BTJ pada 2012. Berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah, ia merantau ke Karawang dengan tujuan meningkatkan perekonomian keluarga.

“Saya memilih usaha lontong karena masih jarang yang berjualan ini. Awalnya hanya produksi 40 lontong per hari,” tuturnya.

Namun, usaha yang ia mulai dari nol kini berkembang pesat. Domah mampu memproduksi hingga 900-1.000 lontong per hari, bahkan pernah mencapai 1.500 lontong sebelum pandemi COVID-19.

Produksi dalam jumlah besar ini membuat Domah sering kali hanya tidur 4 jam sehari. Dengan bantuan suami, ia bekerja tanpa hari libur tetap. Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, Domah kini mampu membiayai kehidupan keluarga dan memberi kontribusi bagi masyarakat sekitar.

Lontong produksinya dijual dengan harga Rp2.000 untuk pelanggan tetap dan Rp2.500 untuk pesanan dalam jumlah besar, seperti untuk acara atau kebutuhan pabrik. Pelanggan lontong BTJ berasal dari berbagai kalangan, termasuk pedagang sate, pasar, restoran, reseller, hingga pabrik.

Baca juga: Bupati Karawang Tinjau TPST Mekajati, Dorong Efisiensi Pengelolaan Sampah

Domah mengungkapkan bahwa keuntungan dari usahanya mencapai 50-60 persen dari omset produksi harian sebanyak 1.000 lontong.

“Yang penting dalam usaha itu konsisten. Jangan mudah menyerah, sabar, dan tetap semangat. Pasti ada suka dukanya,” tutup Domah.

Saat ini, rumah produksi lontong BTJ aktif beroperasi di Perumnas Blok T/194, Telukjambe, Karawang. (*)