KARAWANG – Tradisi merupakan warisan budaya yang turun temurun dijaga oleh setiap bangsa di dunia. Tradisi ini sering kali dijalankan untuk menjaga nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial di tengah masyarakat.
Namun, kemajuan zaman telah menyebabkan beberapa tradisi mulai ditinggalkan dan hampir punah, termasuk tradisi di Karawang yang kini mulai tergerus oleh modernisasi.
Berikut beberapa tradisi di Karawang yang terancam punah:
Baca juga: Pertunjukan Tradisional Ketik Tilu Karawang Hasilkan 7 Sanggar Terbaik
1. Sedekah Bumi
Sedekah bumi adalah tradisi yang umum ditemukan di Pulau Jawa, termasuk di Karawang. Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil bumi yang melimpah. Acara ini biasanya diisi dengan doa bersama dan upacara adat.
2. Nyalin
Nyalin merupakan tradisi masyarakat agraris di Jawa Barat, khususnya di Karawang yang dahulu dikenal sebagai lumbung padi. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada tanaman padi dan kepada Dewi Sri, yang dipercaya sebagai dewi kesuburan dan pelindung padi. Prosesi nyalin meliputi beberapa tahap ritual seperti tatahar, ngukusan, dan sanduk-sanduk.
3. Ngayun
Ngayun adalah tradisi yang berasal dari masyarakat Sunda di Karawang, khususnya di wilayah Rawamerta. Tradisi ini dilakukan untuk mendoakan bayi yang baru lahir dan memberinya nama. Selain itu, prosesi ngayun juga melambangkan rasa syukur atas keselamatan ibu dan bayinya.
4. Hajat Bumi (Pesta Rakyat)
Hajat bumi atau pesta rakyat adalah tradisi yang dilaksanakan setelah panen sebagai bentuk syukur dan ajang silaturahmi masyarakat. Meski kini bentuknya lebih modern dengan hiburan rakyat, esensinya tetap berupa doa bersama dan persembahan hasil panen.
5. Nadran
Tradisi nadran merupakan perpaduan antara budaya Hindu dan Islam, yang dipraktikkan oleh masyarakat pesisir Karawang. Dalam tradisi ini, masyarakat melakukan syukuran atas hasil tangkapan ikan selama setahun dan berharap mendapat rezeki serta perlindungan di tahun mendatang.
Upaya Pemerintah Melestarikan Tradisi
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Karawang, Waya Karmila, menyatakan bahwa pemerintah berupaya melestarikan tradisi yang hampir punah akibat modernisasi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan seni tradisional seperti pagelaran wayang golek yang dapat menyampaikan pesan moral kepada masyarakat.
Baca juga: Penerapan Bahasa Sunda di Karawang Semakin Tergerus Budaya Luar
Dalam waktu dekat, pemerintah akan mendukung acara hajat bumi di Dawuan Tengah, Jomin Timur, serta sedekah larung di Pakisjaya. Selain itu, dua elemen penting lainnya dalam menjaga tradisi adalah peran orang tua dan lembaga pendidikan. Orang tua dan sekolah harus berperan aktif memperkenalkan tradisi ini kepada generasi muda agar tetap lestari.
Dengan berbagai upaya ini, diharapkan tradisi-tradisi di Karawang tidak akan hilang ditelan zaman, melainkan tetap hidup sebagai bagian dari identitas budaya lokal. (*)