BEPAS, KARAWANG – Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang melaksanakan lokakarya kurikulum Program Studi Teknik Mesin berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) di era Industri 4.0, di ruang rapat lantai 2 gedung Rektorat UBP.
Lokakarya ini menghadirkan narasumber dari universitas Indonesia Jakarta, Dr. Ario Sunar Baskoro, ST., MT., M.Eng. Yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Badan Kerja Sama Teknik Mesin (BKSTM) se-Indonesia. Dan narasumber kedua, praktisi industri bidang Otomotif Manufaktur, Ir. I Wayan bagiarta.
Lokakarya ini juga dihadiri Rektor UBP Dr. H. Dedi Mulyadi, SE., MM.,, Wakil Rektor Dr. H. Puji Isyanto, SE.,MM.,, dan jajaran dosen teknik mesin.
Dalam sambutannya, rektor menyampaikan, Teknik Mesin adalah program studi bungsu di UBP Karena Teknik Mesin adalah program studi ke-11. 10 program studi sebelumnya sudah lahir sejak lima tahun lalu.
“Izin Operasional Teknik mesin baru diterima UBP Karawang dari Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang disampaikan melalui Kepala LLDIKTI wilayah IV tanggal 18 Juni 2019, dengan nomor surat: 441/KPT/I/2019. Alhamdulillah, antusiasme masyarakat kehadiran si bungsu ini cukup tinggi, baru 1 bulan dibuka pendaftaran sudah ada 54 calon mahasiswa yang mendaftar, kita sama-sama berdoa target 3 kelas (120 mahasiswa) untuk Teknik Mesin,” kata Rektor.
Sebagai kata penutup dalam sambutannya, Rektor UBP Karawang mengajak seluruh stake holders untuk bersama-sama berjuang dan berdoa agar masyarakat Karawang menjadi tuan rumah di kampung sendiri, di mana Karawang adalah kawasan industri di Asia Tenggara, kehadiran program studi Teknik Mesin ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan SDM bidang Teknik Mesin khususnya di Industri Karawang dan Indonesia pada umumnya.
Dr. Ario Sunar Baskoro, selaku Sekertaris Jenderal BKSTM yang juga sekaligus Ketua Departemen Teknik Mesin FTUI, dalam pemaparannya menjelaskan bahwa tantangan bidang pendidikan di era Industri 4.0 akan semakin berat, terjadi proses transformasi, digitasisasi, komputerisasi, dan otomasi.
“Agar lulusan bisa kompetitif, kurikulum perlu orientasi baru, sebab adanya era Industri 4.0, tidak hanya cukup literasi lama (membaca, menulis, dan matematika) sebagai modal dasar untuk berkiprah di masyarakat.”
“Maka diperlukan literasi baru, yaitu: Literasi Data (kemampuan untuk membaca, analisis, dan menggunakan informasi di dunia digital), Literasi Teknologi (memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi (coding, artificial intelligence, dan engineering principles), dan Literasi Manusia (yang terdiri dari humanities, komunikasi, dan desain),” tutupnya. (fzy)