
KARAWANG- Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang mencatat, TPA Jalupang dan tempat pembakaran batu kapur daerah Loji menjadi lokasi dengan kualitas udara terburuk.
Subkoor Pengendalian Pencemaran Lingkungan, Desire Ariyanti menyampaikan, udara merupakan elemen kompleks yang tidak ada batasnya. Namun, ada cara tersendiri untuk mengukur bagaimana kualitas udara dilokasi tertentu.
“Sebenernya kalau menilai secara general se-Karawang disamaratakan itu tidak bisa. Kualitas udara kan dipengaruhi oleh berbagai hal seperti mobilitas penduduk, polusi kendaraan. Udara di Karawang yang kawasan industri tentu beda dengan udara daerah asri seperti Tasik,” ujarnya saat diwawancarai pada Selasa, (11/7).
Baca juga: Belum Sempat Diresmikan, Jembatan di Dusun Lampean Ambruk, Dinas PUPR Karawang Bungkam
Ia menyebutkan, standar kualitas udara di Provinsi Jawa Barat sendiri menetapkan indeks 80 persen dan Karawang saat ini baru mencapai 68 persen.
Pihaknya mencatat beberapa lokasi penyumbang kualitas udara terburuk di Karawang itu ada di TPA Jalupang, pusat transportasi dan tempat pembakaran kapur di daerah Loji.
“Sampai sekarang, dominan pencemaran tinggi itu di Jalupang buruk, terus pusat transportasi sama tempat pembakaran kapur di Loji,” paparnya.
Subkor Pengendalian Perubahan Iklim, Sri Mukti menambahkan, untuk mengukur kualitas udara ada dua jenis alat yaitu manual dan kontinyu.
Perbedaannya, alat manual digunakan pada titik tertentu (tidak permanen) dan anginnya akan diuji laboratorium. Sedangkan alat kontinyu dipasang secara permanen di beberapa titik dan bisa mendeteksi radius 3 km dalam jangka waktu 30 menit sekali.
Baca juga: Telan Anggaran 15 Miliar, Pedesterian Karawang Kota Semakin Amburadul
“Kalo di Karawang udah dipasang alat kontinyu di 2 titik, satu dekat Mega M Ramayana, satu lagi di kompleks Pemda 2. Ukurannya itu angka 0 sampai 50 terkategori angin sehat,” tambahnya.
Selain TPA Jalupang dan Loji, ia menyebutkan ada beberapa titik di Karawang yang kualitas udaranya bagus, yaitu daerah Pesisir, pelelangan ikan dan Curug Cigentis.
Ia menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk turut menjaga kesehatan udara di Karawang, caranya dengan tidak membakar sampah atau coba menanam pohon.
“Tempat penyumbang polusi seperti Jalupang, Kapur di Logi itu memang PR kita. Tapi untuk menekan polusi udara, tugas kita bersama juga. Masyarakat diharapkan bisa berkontribusi minimal dilingkungan masing-masing,” pungkasnya.