beritapasundan.com – Generasi Z dikenal sebagai generasi yang tumbuh di tengah pesatnya teknologi digital. Kehidupan mereka sangat akrab dengan media sosial, pesan instan, dan berbagai platform komunikasi online. Tak heran jika banyak dari mereka merasa cepat bosan saat harus berbincang langsung alias tatap muka.
Salah satu alasan utama adalah kebiasaan multitasking. Gen Z terbiasa melakukan banyak hal sekaligus—menonton video sambil chatting, atau scroll TikTok sambil mendengarkan musik. Ketika harus duduk diam dan fokus pada satu lawan bicara, mereka merasa tidak cukup terstimulasi.
Baca juga:Â Kemendikdasmen Bakal Kembalikan Penjurusan IPA, IPS dan Bahasa di Tingkat SMA
Selain itu, komunikasi digital memungkinkan jeda waktu berpikir dan menyunting pesan sebelum dikirim. Hal ini membuat percakapan terasa lebih “aman” dibandingkan komunikasi langsung yang lebih spontan dan menuntut respons cepat.
Belum lagi faktor kecemasan sosial yang lebih tinggi di kalangan Gen Z. Beberapa dari mereka merasa canggung atau takut dihakimi saat berbicara langsung. Akibatnya, ngobrol tatap muka terasa melelahkan atau membuat mereka ingin segera mengakhirinya.
Baca juga:Â Situ Cipanten, Destinasi Hits dengan Wahana Seru dan Alam Memesona
Namun, bukan berarti Gen Z tidak menghargai koneksi emosional. Mereka justru sangat peduli dengan keaslian dan makna dalam percakapan. Hanya saja, mereka lebih nyaman membangunnya lewat cara yang sesuai dengan gaya hidup digital mereka. (*)