JAKARTA- Analis Ekonomi memprediksi pada Agustus 2023, harga Crude Palm Oil (CPO) akan mengalami kenaikan moderat di pasar dunia.
Crude Palm Oil (CPO) merupakan minyak nabati yang dihasilkan dari tanaman buah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq, Arecaceae).
Harga CPO sekarang mengalami volatilitas yang meningkat. Pada Juni 2023, harga minyak sawit Malaysia rata-rata USD 767/ton, turun sekitar 9,0% MoM dari USD 843/ton pada bulan Mei. Per 28 Juli 2023, harga telah kembali naik menjadi USD 849/ton, menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 10,7% MTD.
Baca juga: Gandeng RRT, Indonesia Bakal Bangun Perusahaan Kaca Terbesar di Asia
“Secara keseluruhan, kami mempertahankan pandangan netral terhadap sektor ini,” kata Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rizkia Darmawan seperti dilansir dari ipotnews, Senin (31/7).
Produksi minyak sawit Indonesia pada bulan Mei tumbuh sebesar 12,4% MoM menjadi 4,6 juta ton. Sementara produksi Malaysia tetap kuat pada 1,4 juta ton, masih lebih tinggi dari Januari-April 2023, terutama didukung oleh kembalinya tenaga kerja.
“Ekspor dari kedua negara sekarang menunjukkan tren positif karena permintaan yang lebih tinggi terutama dari India, sementara ekspor ke negara-negara Eropa masih terlihat beragam,” ujar Rizkia.
Baca juga: Presiden Jokowi Sebut Permintaan Pembangun Tol Tinggi, Luar Jawa Jadi Prioritas
Selain itu, tingkat persediaan sekarang berada dalam tren naik karena produksi yang lebih tinggi. Ketegangan geopolitik yang meningkat dan pemblokiran jalur pengiriman Laut Hitam dapat menyebabkan permintaan yang lebih tinggi untuk minyak sawit, dan diskonnya yang melebar terhadap pesaing, termasuk minyak kedelai, juga mendukung pasar.
Ini diperkuat lagi oleh kemungkinan El Nino berlanjut sebesar 90% di Semester II-2023. Kondisi ini akan membawa kekeringan ke Indonesia dan Malaysia, yang mungkin berdampak negatif terhadap produksi dan pasokan CPO.
“Sementara itu, peraturan baru di Indonesia yang dimulai pada bulan Agustus mengenai devisa hasil eskport, dapat menghambat arus kas bagi perusahaan sawit yang fokus pada ekspor,” tutup Rizkia.