Beranda Headline Seminar Nasional TEYL FKIP Unsika

Seminar Nasional TEYL FKIP Unsika

204

BEPAS, KARAWANG – Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) menggelar seminar nasional bertema “Redefining 21st Century TEYL: Challenges and Opportunities” di aula Unsika, kemarin.

Seminar nasional TEYL atau Teaching English to Young Learners, adalah yang pertama di FKIP Unsika.

Ketua pelaksana seminar, Nina Pitaloka yang juga tercatat sebagai dosen Bahasa Inggris di FKIP, mengatakan, mengenalkan bahasa Inggris ke anak muda saat ini sudah jadi hal biasa. Banyak orangtua sudah mulai mengenalkan bahasa Inggris ke anak mereka, dari usia sangat muda. Bahkan, banyak lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mencantumkan pelajaran bahasa Inggris ke kurikulum mereka. Artinya, belajar bahasa Inggris sejak usia belia sudah jadi sebuah kebutuhan.

“Namun, penting ditekankan kalau mengajari anak-anak bahasa Inggris memerlukan kemampuan khusus dan motivasi lebih,” kata Nina.

Seminar pengajaran bahasa Inggris untuk anak ini adalah jawaban sekaligus ajang untuk mendiskusikan kiat dan cara.

Seminar ini juga menghadirkan “Invited Speaker” dari Universitas Prof. Dr. Hamka Jakarta, Dr. Itje Chodijah, MA yang membawakan makalah “Is the Younger the Bettter?”; dan dari Universitas Muhammadiyah Malang, Rina Wahyu Setyaningrum, S.Pd., M.Ed yang membawakan makalah “Catering for Prospective Realm for Teaching Young Learners: English Exposure Schemed for Early Ages.”

Selain dua nama di atas, panitia juga mengundang 27 pemakalah dari lintas universitas di seluruh Indonesia.

“Yang paling jauh dari perbatasan Kalimantan Malaysia, ibu Chusnul Chotimah,” kata Nina.

Seminar ini dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah seminar pleno satu yang menghadirkan Itje Chodijah sebagai pemakalah. Kemudian di pleno dua, giliran Rina Wahyu Setyaningrum memaparkan materinya.

Selanjutnya, sekitar 220-an peserta seminar akan dibagi ke kelas-kelas kecil di sesi diskusi paralel. Panitia menyediakan sembilan kelas di sembilan ruangan. Masing-masing kelas akan mendiskusikan tiga makalah, lengkap dengan pemakalah masing-masing. (fzy)