Beranda News Sejumlah Nelayan Ciparage Ajukan Surat Audiensi ke DPRD

Sejumlah Nelayan Ciparage Ajukan Surat Audiensi ke DPRD

74

BEPAS, KARAWANG, Sejumlah nelayan Ciparage mendatangi Gedung Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Karawang untuk menyampaikan surat permohonan hearing atau rapat dengar pendapat dengan anggota DPRD Kabupaten Karawang.

Menurut Elyasa Budiyanto, SH, Kuasa hukum nelayan kepada BERITA PASUNDAN mengatakan, kedatangannya bersama sejumah nelayan untuk mengajukan surat audiensi.

Terkait kedudukan Pengurus Koperasi Produksi Perikanan Laut (KPPL) Samudra Mulya. Yang sudah habis masa jabatannyabsesuai AD ART Koperasi.

“Saya mewakili nelayan, dimana nelayan sebagai anggota koperasi KPPL ingin para pengurus koperasi KPPL Samudra Mulya turun dari kedudukannya,” kata Elyasa.

Terlebih, para pengurus koperasi ini sangat arogan terhadap anggotannya.

“Mereka kerap menghina nelayan, padahal nelayan adalah anggota yang memiliki konstribusi besar kepada koperasi,” ulasnya.

Pengurus Koperasi ini kerap mengatai nelayan dengan kata – kata tidak pantas jika ada keterlambatan pembayaran, dan kerap menghina.

“Mereka kerap menghina kami, bersikap arogan padahal meski terlambat, para nelayan ini juga membayar,” kata Elyasa lagi menuturkan.

Sekilas digambarkan Elyasa, Naiknya para pengurus ini pun sejak awal tidak menempuh Rapat Anggota Tahunan (RAT) Luar Biasa.

“Tahun 2015 yang lalu Ketua KPPL meninggal dunia, dan Ketua pengganti naik secara otomatis setelah ditunjuk secara aklamasi, berikut dengan pengurus yang lain, namun seharusnya sesuai AD ART Ketua Koperasi ini habis masa jabatannya di tahun 2018,” kata Elyasa menerangkan.

Namun sampai saat ini para pengurus ini masih aktif mengurus koperasi, lanjutnya lagi.

“Dan sejak awal kami meminta budianto menunjukan SK kepengurusannya pun yang bersangkutan tidak mau menunjukan,” katanya lagi.

Termasuk juga para nelayan, mempertanyakan kaitan dana koperasi yang tidak transparan.

“Kami berharap para pengurus koperasi saat ini mundur dari kedudukannya sebagai ketua. Kami tahu ada dugaan penggelapan namun para nelayan ini tidak ada yang berani,” pungkasnya. (nna/dhi)