Beritapasundan.com- Salju di Puncak Gunung Jaya Wijaya yang berada di Pegunungan Cartenz Papua terus mencair dan terancam punah.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikora Karnawati pada seminar ilmiah bertajuk ‘Salju Abadi Menjelang Kepunahan: Dampak Perubahan Iklim?’ di Auditorium Kantor Pusat BMKG, Kemayoran, Jakarta, Selasa (22/8).
“Dalam beberapa dekade terakhir dilaporkan terjadi penurunan drastis luas area salju abadi di Puncak Jaya,” kata Dwikorita.
Berdasarkan hasil penelitian, lanjut Dwikora, pihaknya mencatat bahwa pencairan gletser di Puncak Jaya setiap tahunnya sangat masif terjadi.
Baca juga: Tak Hanya Jakarta, Kualitas Udara Karawang Masuk Kategori Tidak Sehat
Pada tahun 2010 ketika riset tersebut dimulai, dilaporkan ketebalan es mencapai 32 meter.
Dwikora menjelaskan mencair nya salju di Puncak Jaya disebabkan perubahan iklim yang terjadi di dunia, ditambah lagi Indonesia dilanda fenomena El Nino kuat dimana suhu permukaan menjadi lebih hangat. Akibatnya, gletser di Puncak Jaya mencair hingga lima meter per tahun.
Sedangkan, pada tahun 2015-2022, laju penurunan es terus terjadi dan seakan tidak terhenti.
Baca juga: Duh! Pembakaran Kapur di Loji Jadi Penyebab Polusi Buruk di Jakarta
Catatan BMKG memperlihatkan bahwa pada periode tersebut, ketebalan es mencair sebanyak 2,5 meter per tahun. Diperkirakan ketebalan es yang tersisa pada Desember 2022 hanya 6 meter.
Sementara itu, tutupan es pada tahun 2022 berada di angka 0,23 km2 atau turun sekitar 15% dari luasan pada bulan Juli tahun 2021 yaitu 0,27 km2.
“Fenomena El Nino tahun 2023 ini berpotensi untuk mempercepat kepunahan tutupan es Puncak Jaya,” ujarnya.