beritapasundan.com – Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan fakta mengejutkan tentang kondisi mental anak-anak di Gaza. Sebanyak 49% dari mereka mengaku ingin mengakhiri hidup mereka. Data ini mencerminkan dampak buruk trauma psikologis yang dialami banyak anak Gaza akibat konflik yang terus berlanjut.
Menurut penelitian tersebut, anak-anak Gaza hidup dalam tekanan yang luar biasa. Serangan udara, kekurangan kebutuhan dasar, serta kehilangan anggota keluarga menjadi penyebab utama kondisi mental mereka yang memburuk. Trauma psikologis yang dialami anak Gaza ini semakin diperparah oleh ketidakpastian masa depan dan minimnya akses ke layanan kesehatan mental.
Selain itu, konflik di Gaza juga menyebabkan tingginya angka putus sekolah. Banyak anak Gaza yang tidak dapat melanjutkan pendidikan karena sekolah mereka rusak akibat perang. Hal ini semakin memperburuk situasi mereka, membuat anak-anak Gaza merasa tidak memiliki harapan untuk kehidupan yang lebih baik.
Para ahli menekankan pentingnya intervensi internasional untuk mengatasi krisis ini. Organisasi kemanusiaan diharapkan dapat memberikan dukungan psikologis kepada anak-anak Gaza yang terdampak konflik. Selain itu, upaya untuk menghentikan konflik di Gaza harus segera dilakukan agar anak-anak ini bisa hidup dalam lingkungan yang aman dan mendukung pertumbuhan mereka.
Trauma psikologis yang dialami mereka tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga berpotensi menciptakan generasi yang kehilangan harapan. Oleh karena itu, perhatian global sangat diperlukan untuk memberikan solusi jangka panjang bagi anak-anak disana dan komunitas mereka.
Baca juga: Bajingan: Asal Mula Kata yang Sebenarnya Bermakna Positif
Konflik di Gaza telah berlangsung selama bertahun-tahun dan memberikan dampak yang mendalam pada kehidupan masyarakat, terutama para anak. Penelitian ini mengingatkan dunia tentang pentingnya menghentikan kekerasan dan menciptakan perdamaian demi masa depan yang lebih baik. (*)