Beranda Headline Pemda II Karawang Diduga Jadi Tempat Mesum, ini Kata RW Setempat

Pemda II Karawang Diduga Jadi Tempat Mesum, ini Kata RW Setempat

23

BEPAS, KARAWANG – Ketua RW 13 Lubang Sari Kelurahan Karawang Wetan Kecamatan Karawang Timur Kabupaten Karawang Syarif Hidayat mengaku tidak tahu jika Gedung Pemda II milik Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang kerap dijadikan tempat mesum.

Diungkapkan Syarif, ia belum pernah mendengar ataupun melihat secara langsung ada kegiatan mesum disana.

Hanya saja, ia sering mendapatkan laporan dari RT setempat, jika di gedung megah berlantai lima yang kondisinya kosong tersebut kerap dijadikan tempat berkumpul anak-anak bolos sekolah dan juga muda mudi.

“Saya belum pernah melihat langsung, dan warga pun sampai hari ini belum pernah ada yang melaporkan. Hanya pak RT sering melaporkan kepada saya jika gedung tersebut suka dijadikan tempat berkumpul anak-anak sekolah dan juga anak -anak muda mudi tapi suka langsung dibubarin sama pak RT,” ungkapnya.

Dijelaskan Syarif, RT Jono yang selalu berkeliling dan berjaga di sekitaran lokasi gedung tersebut. Sehingga yang lebih tahu kondisi di gedung tersebut adalah RT Jono.

“Pak RT kerap laporan sama saya, namun karena dia yang lebih dekat disana dan sering ngontrol disana, saya hanya meminta agar langsung ditangani saja oleh pak RT, dan selama ini saya menganggap tidak adanya laporan karena mungkin permasalahan seperti itu bisa ditangani langsung oleh pak RT sendiri,” ujarnya memaparkan.

Dikatakan Syarif, sejak adanya keberadaan gedung Pemda II yang dibangun dengan merogoh kocek APBD hingga puluhan miliar tersebut, tidak pernah ada sama sekali permintaan dari pihak pelaksana pembangunan maupun pemerintah yang meminta penjagaan terhadap gedung tersebut baik ke RT maupun RW setempat.

Padahal, keberadaan gedung itu yang sampai hari ini masih kosong tanpa pengamaman membuat riskan dirinya sebagai pengurus wilayah setempat dan masyarakat sekitar.

Mengingat adanya kejadian hukum yang menimpa Hambali dan teman-temannya yang juga merupakan warga masyarakatnya.

“Sampai hari ini tidak pernah ada permintaan dari pemerintah untuk berjaga di gedung tersebut baik RT maupun RW setempat, saya juga merasa riskan adanya pembangunan disini, sementara tidak ada penjagaan saya khawatirkan kepada masyarakat saya,” ucapnya menerangkan.

Namun demikian, sebagai bentuk tanggung jawab dirinya sebagai pengurus lingkungan setempat, maka pihaknya pun tetap berjaga-jaga meski hanya sekedar lewat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Saya juga sering menghimbau kepada warga yang mengetahui atau melihat hal-hal yang tidak pantas, meski hanya berkeliling, yang jelas pak RT atau Pak RW sudah  melaksanakan kegiatan ronda,” pungkasnya seraya berharap kehadiran gedung tersebut dapat membawa kebaikan bagi warga masyarakatnya. (nna/kie)