BEPAS, FEATURE – REDAKSI sedang mewawancarai penyelenggara Wisata Kuliner Galuh Mas ketika Agustian Hartono datang. Ia bawa potongan jambu dalam mangkuk kemasan. Ukurannya segenggaman tangan. “Ini bukan jambu biasa,” katanya.
Agus bersama istrinya adalah salah satu pengisi stand wisata kuliner yang diselenggarakan believeart Project bersama Galuh Mas dari tanggal 25 Oktober sampai 10 November 2019 di Lobby Timur Festive Walk.
“Cobain,” katanya. Jambu itu datang dari jenis jambu kristal. Lumayan populer di Jawa Barat. Tiap potong jambu seukuran dua kali gigit, segar. Redaksi ambil sepotong. Rasanya biasa seperti jambu. Agus lalu mengeluarkan dua plastik kecil. Satu berisi cabai bubuk. Yang lain berisi bubuk—redaksi sempat mengira garam—ekstrak kiamboy. Dua serbuk itu ia tuang ke potongan jambu.
Mangkuk kemasan jambu kristal itu ia tutup. Ia kocok dalam tempo sedang. Sampai serbuk dan jambu tercampur merata.
“Cobain lagi,” kata Agus.
Kali ini hijau segar jambu sudah bercampur dengan merah cabai bubuk dan abu-abu putih ekstrak kiamboy.
Redaksi ambil sepotong. Pada kunyahan pertama, rasa pedas masih santai. Tipis namun mengancam. Rasa asam dan asin lekat satu sama lain. Padu dan kompak. Agus punya padanan kata terbaik buat menggambarkan racikan rujak buahnya: rasanya manis, asem, asin. Nano-nano.
Agus sedang membawa rujak buah ke level selanjutnya.
“Lu ketagihan, gue gak tanggung jawab,” katanya.
“Rujak di mana-mana segar. Buahnya pasti sehat. Tapi, rujak biasanya diulek pakai gula dan garam. Dua-duanya tidak aman bagi kesehatan. Makanya saya pakai kiamboy. Kalau yang ini cabainya tetap pedas, tapi tidak sampai melilit perut. 30 menit pedasnya sudah hilang,” jelasnya.
Kiamboy berasal dari negeri Cina. Manisan kering bercita rasa asam, manis, dan asin itu berasal dari buah plum. Orang-orang di daerah Medan dan Kalimantan, kata Agus, terbiasa dengan kiamboy.
Seorang pengusaha—Agus tidak sebut namanya—mengolah kiamboy menjadi bumbu rujak. Kiamboy itu dikeringkan lagi sampai bentuk fisiknya berubah menjadi bubuk. Agus menirunya. Buah plum dikenal sebagai buah diet dan mengandung manfaat menyehatkan. Agus percaya, bumbu rujak dari kiamboy mengandung hal serupa.
Agus tidak menambah garam atau campuran apapun ke dalam bumbu. Bumbu kiamboy secara alami sudah membawa citarasa asam, manis, dan asin.
“Saya meracik dan mencari formula resepnya kurang lebih butuh waktu tiga hari. Di Jakarta, resep serupa memang sudah ada. Tapi pakai jambu bangkok. Bumbunya sama. Kenapa saya pakai jambu kristal? Karena di sini jambu bangkok kuantitasnya kurang, tingkat stoknya tidak pernah memenuhi kuota. Kalau jambu kristal kan mudah dicari. Ternyata, racikan saya pakai jambu kristal malah lebih enak,” kata Agus.
Setiap hari, minimal Agus menjual 50 pcs rujak jambu kristal. Masing-masing kemasan berisi dua buah jambu kristal. Dijual dengan harga Rp 14 ribu. Dalam satu minggu, Agus mengaku menghabiskan satu kwintal buah jambu kristal sebagai bahan baku.
Festival Wisata Kuliner adalah event yang menggabungkan konsep makan dan media sosial. Event Organizer Believeart Project, Anaz Ramdani mengatakan, ada 25 UKM (Usaha Kecil Menengah) yang mengisi stand di Festival Wisata Kuliner Galuh Mas.
“Makanannya macam-macam, semua ada. Ada cemilan, seafood, mie-miean, traditional food, western food, Asian food juga ada,” jelas Anaz.
Selain makan dan jajan enak, pengunjung juga bisa mengikuti keseruan festival dengan konten-konten kuliner. Ada lomba makan nasi goreng, lomba makan mie pedas, dan lomba masak.
Buruan datang ke Wiskul Galuh Mas. Ayo makan enak.
(Faizol Yuhri)