BEPAS, BANDUNG – Pemerataan pembangunan lingkungan dan tata ruang berkelanjutan melalui peningkatan konektivitas antar-wilayah serta penataan daerah menjadi atensi Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat (Jabar) di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum.
Guna merealisasikan hal tersebut, Pemdaprov Jabar menggagas Tranportasi Juara yang bertujuan untuk meningkatkan aksestabilitas dan mobilitas transportasi menuju pusat-pusat perekonomian, yakni Bodebek, Bandung Raya, Cirebon Raya, Palabuhan Ratu Raya, Ranca Buaya Raya, dan Pangandaran Raya.
Kepala Dinas Perhubungan Prov. Jabar Hery Antasari mengatakan, pengembangan sistem jaringan transportasi massal berbasis jalan dan rel yang aman, nyaman, terjangkau, dan antar-moda menjadi fokus Pemdaprov Jabar dalam lima tahun ke depan.
Terkait pengembangan transportasi massal berbasis jalan, Pemdaprov Jabar berupaya meningkatkan kualitas sarana dan prasarana terminal dan moda angkutan. Salah satunya adalah memiliki 30 terminal tipe B 10 –antar-kota dan antar-provinsi.
“Saat ini, Jabar baru memiliki 14 terminal tipe B. Selain melakukan pembangunan terminal, kita akan merehabilitasi dan merevitalisasi ke-14 terminal yang sudah ada di Jabar,” kata Hery.
Selain itu, Pemdaprov Jabar akan menyediakan bus gratis bersubsidi dan bus wisata di 27 kabupaten/kota yang per saat ini sudah ada di 13 kabupaten/kota. Pemasangan fasilitas lalu lintas, rambu, marka, PJU pun tidak luput dari perhatian Pemdaprov Jabar.
Soal pengembangan transportasi massal berbasis rel, kata Hery, Pemdaprov Jabar akan merevitalisasi dan mengaktifkan kembali jalur-jalur rel kereta api yang sudah ada. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan prasarana transportasi kereta api.
“Kemudian, kita juga melakukan angkutan berbasis rel, bisa monorail, LRT, maupun cable car. Itu tergantung feasibility study-nya ke arah teknologi yang mana. Kita juga akan membantu dan memfasilitasi pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung oleh pemerintah pusat. Dan penanganan perlintasan sebidang, antara bidang jalan dan bidang kereta api,” katanya.
Menurut Hery, sudah banyak langkah yang dilakukan Pemdaprov Jabar dalam perencanaan pengembangan sistem transportasi massal berbasis rel. Pertama adalah membangun konektivitas bebasis rel ke pusat kota melalui pembangunan kereta lokal yang menyambungkan St.Tegalluar ke St. Cimekar. Hal itu dilakukan sebagai upaya membangun konektivitas kereta api cepat Jakarta-Bandung.
“Kemudian mengaktifkan kembali jalur rel kereta api. Dari rencana 4 (empat) jalur, pemerintah sudah hampir selesai mengaktifkan kembali jalur Cibatu-Garut-Cikajang yang akan diujicobakan tahun ini tahap I sampai St.Garut. Sepanjang jalur itu, ada tiga stasiun yang kami rehabilitasi,” katanya.
“Berikutnya yang sedang dijajaki adalah reaktifasi Rancaekek-Tanjungsari yang nanti kedepan lanjut ke Kertajati, kami akan bantu PT KAI untuk proses penertiban jalurnya. Ketiga Bandung-Ciwidey, keempat Banjar-Pangandaran-Cijulang. Selain itu juga direhabilitasi jalur Cianjur-Sukabumi-Padalarang. Awal tahun depan bisa terkoneksi” tambahnya.
Dengan Transportasi Juara, Hery optimistis kemandirian transportasi Jabar juara dapat terwujud. “Kita harus mandiri sebagai individual entity provinsi, memiliki simpul transportasi utama yang representatif baik pelabuhan utama maupun bandara utama, untuk maju secara optimal,” tutupnya.(hms)