Beranda Headline Mengenal Lebih Dekat Komoditas Kopi Lokal Bareng UBP Karawang

Mengenal Lebih Dekat Komoditas Kopi Lokal Bareng UBP Karawang

100

KARAWANG – Saat ini di beberapa daerah, khususnya Kabupaten Karawang sudah mulai banyak bermunculan kedai kopi di mana-mana. Bahkan sudah seperti bisnis yang menjamur dan sudah tak asing bagi masyarakat Karawang. Namun, sangat sedikit masyarakat yang menyadari bahwa Kabupaten Karawang memiliki kopi khasnya tersendiri.

Fenomena ini disadari oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang, Dr. H. Budi Rismayadi, SE., MM dan dosen-dosen Program Studi Manajemen. Maka dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang merupakan salah satu kegiatan rutin yang terus diupayakan, para dosen Prodi Manajemen UBP Karawang pada tanggal 19 dan 20 Oktober 2021 melakukan Survei Awal Potensi Penghasil Komoditas Kopi di Kabupaten Karawang.

Survei dilakukan di daerah Loji, yaitu di Desa Medalsari dan Desa Mekarbuana.

Di Desa Medalsari, terdapat dua komoditas kopi dengan merek berbeda, Koffie Hideung serta Sanggabuana Fine Robusta Natural dan Purnama, sedangkan merk kopi di Desa Mekarbuana yaitu Kosa (Kopi Sanggabuana). “Masing-masing dari merk tersebut melakukan pengolahan dari mulai tanam hingga pasca panen dan pengemasan, dilakukan di Loji, Karawang,” Dr. H. Budi Rismayadi, SE., MM.

Untuk Koffie Hideung sendiri, biji kopi di-supply dari dua kelompok Tani, di mana kelompok Tani tersebut sebelumnya sudah diberikan beberapa pelatihan mengenai kopi, namun memang dirasa kurang maksimal untuk mencapai kompetensi sebagai petani kopi yang baik. Karena Koffie Hideung diproduksi secara mandiri dengan investasi perorangan, maka peralatan produksi sudah cukup memadai walaupun masih dalam kategori middle industry. Produk kopi yang dihasilkan Koffie Hideung yaitu kopi premium dan kopi dalam kemasan renceng. Untuk pemasaran sendiri, Koffie Hideung sudah masuk ke pasar dan warung daerah Loji, serta bebeapa kafe di Kota Karawang, bahkan sudah ada beberapa distributornya.

“Sedangkan merek lain di Desa Medalsari, yakni Sanggabuana Fine Robusta Natural dan Purnama, dari segi peralatan masih sangat minim dan konvensional sekali. Produksi dikerjakan oleh petani kopi asli dari kebun sendiri hingga dikemas dalam bentuk biji kopi atau bubuk kopi. Namun yang menjadi daya tarik dari kopi merek ini adalah Kopi Purnamanya yang ternyata dipetik hanya pada saat bulan Purnama saja,” kata dia.

Menurut beberapa dosen yang mencicipi langsung Kopi Purnama ini, rasanya dinilai memang berbeda dari kopi biasanya. Untuk pemasaran sendiri, Sanggabuana Fine Robusta Natural dan Purnama dalam 1 minggu baru produksi 8kg dan baru masuk ke empat kafe di daerah Loji.

Dan untuk yang terakhir, merek Kosa yang berasal dari Desa Mekarbuana, dikelola langsung oleh Bumdes Buanamekar. Dari segi teknologi sendiri, Bumdes Buanamekar sudah cukup memadai, hal ini dikarenakan Bumdes mendapatkan hibah dari pemerintah untuk produk Kosa. “Biji kopi Kosa di-supply dari para petani, namun tidak semua dapat ditampung, karena untuk Bumdes sendiri baru sanggup untuk menampung 30% dari hasil panen petani kopi. Dari hasil survei juga didapatkan bahwa untuk kemasan Kosa sudah terkonsep dengan baik, standar rasa sudah konsisten, dan pemasaran sudah masuk ke segelintir kecil kafe di Kota Karawang,” jelasnya.

Para dosen Prodi Manajemen ini menyadari apabila potensi komoditas kopi ini dibina dengan baik, maka akan menghasilkan produk kopi yang berkualitas, sehingga dapat dikenal oleh masyarakat di dalam dan luar Karawang. Diharapkan pula, kedai-kedai kopi di Kabupaten Karawang bisa memasok kopi khas Karawang ini. Outcome yang diharapkan tidak lain adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat Karawang.