Beranda News Lapuk Dimakan Usia, Gedung SDN 1 Jayakarta Dirobohkan

Lapuk Dimakan Usia, Gedung SDN 1 Jayakarta Dirobohkan

107
Gedung SDN 1 Jayakarta Dirobohkan (Foto: Istimewa)

KARAWANG- Viral, beredar sebuah video detik-detik robohnya bangunan sekolah di SDN 1 Jayakerta, Kelurahan Kertajaya, Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang pada Minggu, (14/5) di media sosial.

Saat dikonfirmasi, Kepala Sekolah SDN 1 Jayakerta, Entin Kartini mengatakan salah satu bangunan sekolah tersebut memang sengaja dirobohkan, karena kondisinya sudah rusak dan tidak layak pakai sejak lama.

“Ruang tersebut kondisinya memang sudah rusak, sejak adanya covid juga udah enggak terpakai. Sudah rencana mau diratakan, cuman nunggu ujian siswa dulu,” kata Entin Senin, (15/5).

Entin mengungkapkan, robohnya bangunan tersebut terjadi disaat tidak ada jadwal Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan faktornya disebabkan karena bangunan tersebut sudah tua, rapuh dan rusak oleh rayap.

Baca juga: Siswa Kelas IX SMPN 2 Lemahabang Ujian Sekolah Berbasis Android

Dalam hal ini, ia mengaku telah memberikan surat pengajuan kepada Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Disdikpora) melalui Koorwilcam Bidik Jayakerta untuk pemusnahan salah satu aset bangunan sekolah yang telah rusak.

“Memang sengaja mau dirobohkan, dan robohnya pun di hari saat tidak ada KBM, jadi tidak ada korban jiwa. Sebelumnya kami juga sudah mengajukan surat pemusnahan kepada pihak Disdik,” ungkapnya.

Sudirja, Koorwilcam Bidik Jayakerta menyebutkan, SDN 1 Jayakerta sudah mengajukan surat kepada pihaknya. Namun, di awal SD tersebut mengajukan surat permohonan rehab.

Ia menjelaskan, pihaknya tidak meng-acc permohonan rehab SDN 1 Jayakerta karena ruang kelasnya masih cukup ditempati siswa yang hanya berjumlah 142 orang.

Baca juga: Setelah Absen karena Pandemi, SMAN 1 Lemah Abang Gelar Pelepasan Siswa Kelas XII

Daripada rehab, menurutnya bangunan rusak tersebut lebih baik dimusnahkan agar tidak menjadi sarana bermain siswa.

“Bangunan tersebut memang sudah lapuk, biasanya dipakai sarana bermain anak. Jadi agar tidak membahayakan harus dimusnahkan,” ujarnya.

“Siswa hanya 142 orang. kelas ada 6 rombongan belajar, jadi 1 kelas 1 ruangan. Jadi masih cukup karena tidak ada kelebihan siswa, terus nanti ruang rusak yang dirubuhkan akan diratakan jadi menyatu dengan lapangan,” pungkasnya.