Beranda Otomotif dan Teknologi Kebijakan Baru, Google Akan Berantas Situs Spam SEO dan Konten Buatan AI

Kebijakan Baru, Google Akan Berantas Situs Spam SEO dan Konten Buatan AI

12
Seo Google
Google Search (Foto: Ilustrasi/net.)

beritapasundan.com – Google meluncurkan pembaruan yang menghasilkan sistem Search Engine Optimization (SEO) baru dan berantas situs-situs spam dari hasil pencarian.

Langkah Google ini menyasar industri SEO, yang telah merusak kualitas pencarian di Google Search. Pasalnya, pencarian web konsumen untuk rekomendasi produk, ulasan, penawaran, dan diskon menghasilkan situs web berkualitas rendah atau spam yang tidak memberikan ulasan ahli atau promosi yang mereka janjikan, meskipun peringkatnya tinggi dalam daftar pencarian.

Google mengatakan hal ini akan berubah dengan pembaruan sistem pencarian terbaru mereka.

Baca juga: Cara Agar Artikel Masuk dalam Discover Google: Tips untuk Meningkatkan Visibilitas Konten Anda

Pada Selasa (5/3), Google mengumumkan pembaruan kualitas penelusuran yang secara khusus akan berfokus pada peningkatan peringkat kualitas penelusuran situs web dan akan memperbarui kebijakan spam Google Search.

Dengan demikian, kebijakan baru Google akan mengakomodir kebutuhan untuk menggusur konten berkualitas rendah dari pencarian, seperti situs web kedaluwarsa yang digunakan kembali sebagai repositori spam oleh pemilik baru, serta spam berita kematian dan spam seo.

“Kami melakukan peningkatan algoritma pada sistem peringkat inti kami untuk memastikan bahwa kami menampilkan informasi yang paling bermanfaat di web dan mengurangi konten yang tidak original di hasil penelusuran,” tulis Google di lamannya.

Baca juga: Google Tegaskan! Bahwa Gmail Akan Ditutup Berita Hoax

“Kami memperbarui kebijakan spam kami untuk mencegah konten berkualitas rendah dari Penelusuran, seperti situs web kedaluwarsa yang digunakan kembali sebagai repositori spam oleh pemilik baru dan spam berita kematian,” tambahnya.

Secara keseluruhan, pembaruan ini bertujuan meningkatkan sistem peringkat Google untuk menurunkan peringkat halaman yang “dibuat untuk mesin pencari, bukan untuk manusia.”

Artinya, situs-situs yang memiliki pengalaman pengguna yang buruk atau yang tampaknya dirancang untuk mencocokkan kueri penelusuran yang sangat spesifik akan terkena dampaknya.

Melansir Tech Crunch, Google memperkirakan pembaruan ini dan sejumlah upaya-upaya sebelumnya akan dapat mengurangi konten berkualitas rendah dan tidak orisinal hingga 40 persen.

Meski laman blog Google tidak menyebut istilah “kecerdasan buatan” atau “AI” secara langsung dalam pembaruan sistem terbaru ini, namun postingan detailnya di Search Central menyebutkannya.

Perusahaan menjelaskan dampak teknologi baru ini di web dengan menjelaskan bahwa metode pembuatan konten berskala besar sering kali memanfaatkan otomatisasi. Dikarenakan kecanggihan teknologi ini, tidak selalu jelas apakah konten dibuat oleh manusia, apakah otomatisasi terlibat, atau kombinasi keduanya.

Maka dari itu, Google akan fokus pada perilaku penyalahgunaan dalam pembuatan konten skala besar untuk meningkatkan peringkat penelusuran, terlepas dari bagaimana situs tersebut dibuat. Hal ini dapat berdampak pada halaman web yang berpura-pura menawarkan jawaban atas kueri penelusuran populer, tetapi sebenarnya tidak memberikan banyak manfaat bagi pengguna.

Menurut juru bicara Jennifer Kutz, perubahan peringkat ini akan secara langsung menangani konten yang dihasilkan AI berkualitas rendah yang dirancang untuk menarik klik, namun tidak memberikan banyak nilai orisinil.

“Pembaruan ini juga akan menangani jenis konten lain – konten yang mungkin dibuat oleh manusia tetapi tidak memberikan banyak nilai bagi pengguna. Tujuan utamanya adalah mengurangi kehadiran halaman yang terasa tidak memuaskan, dan tidak memiliki konten orisinil,” katanya.

Dengan demikian, kebijakan penyalahgunaan konten ini akan berfokus pada konten yang dibuat oleh manusia, AI generatif, atau cara otomatis lainnya.

Baca juga: Mengejutkan! Google Bakal Hapus Gmail, Ini Alasannya

Pembaruan Google juga akan menyelesaikan masalah penyalahgunaan reputasi situs, yaitu ketika sebuah situs web yang biasanya menampilkan konten yang bagus, tetapi juga menjadi host bagi konten berkualitas rendah dari pihak ketiga di domain mereka, dalam upaya untuk membingungkan pengguna dan memanfaatkan reputasi situs yang sudah ada.

Perusahaan ini memberikan contoh bagaimana sebuah situs web edukasi juga dapat menyertakan ulasan pinjaman gaji untuk mendapatkan keuntungan peringkat, tetapi kita juga dapat membayangkan hal ini berdampak pada banyak situs ulasan produk yang tampaknya tidak lagi melakukan pengujian langsung secara nyata, dan hanya berpura-pura melakukannya.

Lebih lanjut, jika Google berhasil mengatasi masalah kualitas penelusurannya, hal ini dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap cara konsumen memandang kegunaan Google Search, yang semakin dikhawatirkan oleh banyak orang setelah adanya kemajuan AI.

Google mengatakan mereka mempublikasikan kebijakannya dua bulan sebelum pemberlakuannya, yakni pada 5 Mei 2024. Waktu tersebut diberikan bagi pemilik situs untuk melakukan perubahan. (*)