KARAWANG – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Karawang menyambut baik program vasektomi dalam bentuk bantuan sosial (bansos) yang dicanangkan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Sekretaris DPPKB Karawang, Imam Bahanan, mengatakan bahwa program ini sangat positif mengingat jumlah akseptor vasektomi atau Metode Operasi Pria (MOP) di Karawang masih sangat rendah dibandingkan metode kontrasepsi lainnya seperti Metode Operasi Wanita (MOW), implan, suntik, maupun pil.
“Untuk MOP di Karawang memang sangat rendah. Setiap tahun kami hanya ditargetkan sekitar 4–5 akseptor dari BKKBN Provinsi. Itu pun karena dalam 3–4 tahun terakhir capaian kami rendah meskipun targetnya banyak,” ujar Imam saat ditemui pada Senin, 5 Mei 2025.
Baca juga:Â Wakil Ketua DPRD Karawang Soroti Sulitnya Akses IGD bagi Pengguna BPJS
Imam menjelaskan, dari total 238.380 akseptor KB aktif di Kabupaten Karawang, hanya 211 di antaranya yang menggunakan Metode Operasi Pria (MOP), dan angka tersebut merupakan akumulasi sejak beberapa tahun lalu.
“Jumlah 211 itu pun termasuk data dari masa lalu, bukan hasil rekrutmen terbaru,” ungkapnya.
Menurut Imam, perlu ada peningkatan akseptor vasektomi karena metode ini tergolong aman dan minim risiko bagi pria, dibandingkan metode KB hormonal yang ditujukan untuk wanita.
“Vasektomi atau MOP itu lebih praktis, risiko efek sampingnya jauh lebih kecil. Tingkat keberhasilannya bisa mencapai 100 persen jika dijalankan dengan disiplin. Ini bisa menjadi pilihan terbaik terutama jika istri tidak memungkinkan untuk ikut KB,” jelas Imam.
Ia juga menegaskan bahwa stigma negatif seputar vasektomi, seperti anggapan bahwa pria akan menjadi impoten, tidaklah benar.
“MOP hanya menyayat saluran di buah zakar, seperti operasi kecil. Tidak menyebabkan impoten. Bahkan jika ingin punya anak kembali, masih bisa dilakukan melalui operasi rekanalisasi,” tambahnya.
Persyaratan MOP
Meski demikian, Imam menekankan bahwa tidak semua pria bisa langsung menjalani Metode Operasi Pria (MOP). Ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain:
- Berusia minimal 30 tahun
- Telah memiliki minimal dua anak
- Keluarga harmonis dan menjalani KB atas persetujuan istri
- Tidak melakukan hubungan badan satu hari sebelum dan tujuh hari setelah MOP
- Menggunakan kondom dalam tiga kali hubungan pertama pasca MOP
- Tidak melakukan pekerjaan berat pasca MOP (dijamin hidup selama tiga hari untuk istirahat)
- Setelah semua tahapan dijalani dengan disiplin, maka pria sudah relatif aman untuk berhubungan kembali
Baca juga:Â Pemkab Karawang Gandeng Kemenaker Buka Seleksi Pemagangan ke Jepang
“Secara fisik, vasektomi tidak menimbulkan efek seperti KB hormonal. Namun, jika tidak dijalani dengan disiplin, bisa menimbulkan pembengkakan, bahkan dalam satu kasus pernah terjadi infeksi bernanah,” pungkasnya. (*)