KARAWANG – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Karawang mulai menerapkan sistem pintar (smart system) pada 100 penerangan jalan umum (PJU) di sepanjang Jalan Ahmad Yani. Inovasi ini diluncurkan pada Jumat, 16 Agustus 2024, dengan anggaran sebesar Rp600 juta.
Menurut Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Niken Dieh Desky, sistem pintar ini dirancang untuk memudahkan pemantauan dan pengaturan PJU secara daring. “Saat ini baru di Jalan Ahmad Yani, dengan total 100 lampu,” ujarnya pada Kamis, 29 Agustus 2024.
Baca juga: 600 APJ di Karawang Rusak, Dishub Siapkan Anggaran Rp3 Miliar untuk Perbaikan
Niken menjelaskan bahwa penerapan smart system pada PJU memungkinkan petugas untuk mendeteksi kerusakan lampu secara langsung tanpa perlu menunggu laporan dari masyarakat. “Lampu yang sudah menggunakan smart system akan terpantau sepenuhnya, jadi jika ada kerusakan, akan langsung diketahui. Tidak perlu menunggu aduan dari masyarakat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Niken menambahkan bahwa semua pengaturan lampu, seperti menyala dan mati, dapat dikontrol melalui aplikasi Android dan laptop. Pihaknya menargetkan perluasan penerapan sistem pintar ini di jalan-jalan protokol kota seperti Jalan Galuh Mas, Jalan Barata, Jalan Kertabumi, dan Jalan Interchange.
Inovasi Dekorasi PJU Tahun 2025
Selain smart system, Dishub Karawang juga menyiapkan inovasi dekorasi estetik pada PJU di wilayah kota yang direncanakan untuk tahun 2025. Saat ini, inovasi tersebut sudah masuk tahap desain dan akan diajukan kepada Bupati untuk mendapatkan persetujuan.
“Di tahun depan, PJU akan mendukung keindahan kota dengan desain yang dekoratif. Saat ini, semua lampu di Karawang masih standar dan monoton,” papar Niken.
Ia mengungkapkan bahwa empat desain dekorasi telah disiapkan dan akan diajukan kepada Bupati Karawang. Niken berharap bahwa PJU dekoratif ini akan menjadi representasi dari Kabupaten Karawang sebagai kota yang indah dan maju.
Baca juga: DLHK Karawang Siapkan Perluasan TPAS Jalupang, Sosialisasi dengan Pemilik Lahan Dimulai
“Rencananya, desain lampu di Ahmad Yani, Galuh Mas, Jalan Barata, dan Kertabumi akan berbeda-beda. Keputusan akhir akan tergantung pada persetujuan Bupati. Prinsip kami adalah menata kota, membangun desa,” tutupnya. (*)
