
KARAWANG – Potensi besar bisnis fesyen muslim di Indonesia telah terbukti membuka jalan kesuksesan bagi banyak orang, salah satunya adalah Nendah Dewi Yuningsih, mahasiswi Universitas Buana Perjuangan (UBP) asal Cikampek, Karawang. Berawal dari kebijakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal saat pandemi COVID-19, Nendah kini berhasil mengembangkan bisnis hijab dengan omzet mencapai miliaran rupiah.
Baca juga:Â Enam UMKM Karawang Lolos Program Kurasi Potensi Ekspor Jawa Barat
Titik Balik dari PHK Massal
Pada tahun 2020, ketika pandemi melanda, Nendah harus merelakan pekerjaannya di sebuah perusahaan retail setelah terdampak PHK. Dengan situasi ekonomi yang sulit dan baru saja mendaftar kuliah, ia berada di titik kerisauan tentang masa depan pendidikannya.
“Waktu itu aku galau banget, kena PHK, sementara aku baru daftar kuliah. Jadi ragu apakah kuliah bisa lanjut atau enggak,” kata Nendah, Selasa (22/10).
Di tengah ketidakpastian tersebut, Nendah memutuskan untuk mencoba peruntungan di bisnis hijab. Dengan modal tabungan sebesar Rp 2 juta, ia memulai usahanya dengan menciptakan brand “Dhinda Hijab”. Ia menjual hijab secara eceran melalui media sosial, marketplace, dan langsung kepada teman-teman di kampus.
Meskipun pada awalnya menghadapi berbagai tantangan seperti sepinya penjualan, komentar negatif, hingga minimnya dukungan dari keluarga, Nendah tetap berjuang dengan tekad kuat. Berkat kegigihannya, di tahun pertama, ia berhasil membuka pabrik konveksi di Cikampek.
Omzet Miliaran dari Bisnis Hijab
Usaha Nendah semakin berkembang pesat. Jika sebelumnya pemesanan hanya dalam hitungan jari, kini mencapai ribuan potong hijab setiap harinya. “Kami aktif live streaming di media sosial, berjualan lewat e-commerce, serta menggunakan sistem member dan reseller. Alhamdulillah, pesanan semakin banyak,” ujar Nendah, yang lahir pada tahun 2001.
Memasuki tahun keempat, Nendah berhasil membuka toko fisik di dekat kampus UBP Karawang serta memiliki tiga pabrik konveksi di Cikampek, Bandung, dan Tasikmalaya dengan total 120 karyawan. Saat ini, ia juga memiliki lebih dari 1.000 member dan reseller yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan hingga ke Korea Selatan.
Dari bisnis ini, omzet Nendah mencapai sekitar Rp 3,5 miliar per bulan dari e-commerce, dan tambahan Rp 200 juta dari penjualan di toko fisiknya. Dengan pencapaian tersebut, Nendah dinobatkan sebagai mahasiswi paling inspiratif di UBP Karawang.
Baca juga:Â Inspiratif! Membuat Produk UMKM, Remaja Karawang Raup Keuntungan
Dari hasil kerja kerasnya, Nendah kini mampu membeli kendaraan pribadi, merancang rumah impian, serta membantu perekonomian keluarganya. Ia pun berencana untuk terus mengembangkan bisnisnya, dengan rencana ekspansi ke luar daerah, khususnya di Jawa Tengah.
“Sebagai pebisnis, jangan takut gagal. Kegagalan adalah pembelajaran untuk kita berkembang lebih baik,” tegas Nendah. (*)