KARAWANG – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, Mahpudin, mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi angin kencang yang belakangan ini sering terjadi. Sepanjang Oktober 2024, wilayah Karawang mengalami 10 kali kejadian angin kencang yang mengakibatkan kerusakan pada banyak rumah warga.
Baca juga: BPBD Karawang Siaga Hadapi Cuaca Ekstrem dan Musim Hujan
“Angin kencang ini sangat sering terjadi. Banyak rumah warga yang mengalami kerusakan,” ujar Mahpudin saat diwawancarai di Kantor BPBD Karawang, Jumat, 1 November 2024.
Menurut Mahpudin, data bencana sepanjang Oktober menunjukkan bahwa angin kencang adalah bencana yang paling sering terjadi, terutama di 9 kecamatan, yaitu Tirtajaya, Karawang Timur, Telagasari, Pedes, Majalaya, Tegalwaru, Ciampel, Pangkalan, dan Tirtamulya. Selain itu, Mahpudin menyebut bahwa intensitas hujan di wilayah Karawang belum terlalu tinggi, berbeda dengan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyatakan bahwa musim hujan seharusnya sudah dimulai pada bulan Oktober.
“Seharusnya sudah musim hujan di bulan Oktober, tetapi curah hujannya masih bersifat lokal. Banyak kejadian angin kencang yang tidak biasa dibanding tahun lalu,” tambahnya.
Selain angin kencang, kebakaran juga menjadi peristiwa yang banyak terjadi di bulan Oktober dengan total 9 kejadian. Berdasarkan hasil rapat koordinasi BPBD Karawang dengan BMKG, kondisi cuaca ekstrem saat ini diperkirakan menjadi penyebab utama kejadian-kejadian tersebut.
“Kami juga sudah berkoordinasi di Bandung untuk antisipasi bencana hidrometeorologi basah, terutama di wilayah selatan Jawa Barat, seperti Pangandaran, Tasikmalaya, Cianjur, dan Sukabumi. Meski begitu, BPBD Karawang tetap waspada dan siap mengantisipasi dampaknya di Karawang,” jelas Mahpudin.
Baca juga: Pemkab Karawang Salurkan Bantuan Alat Senilai 3 Miliar untuk Pelaku UMKM
Selama bulan Oktober 2024, total bencana yang terjadi di Karawang mencapai 4 jenis, yaitu 10 kejadian angin kencang, 9 kebakaran, 2 orang tenggelam, dan 1 kasus longsor. Dari total bencana ini, BPBD mencatat korban terdampak sebanyak 101 kepala keluarga dengan total 266 jiwa. Estimasi kerugian materiil akibat bencana mencapai Rp1.093.000.000. (*)