KARAWANG – Tukang cilok di Kabupaten Karawan, Kang Amo Zakaria berhasil bangun sebuah pesantren tradisional tahfidz, awalnya hanya 2.400 meter kini sudah 9.000 meter.
Kang Amo Zakaria S.Pd (39) berhasil mendirikan sebuah pondok pesantren Roudhlotul Burhan yang berlokasi di Kampung Mekarsari, Desa Pasirjengkol, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang.
Kepada beritaasundan.com Kang Amo menceritakan, dirinya merupakan pendatang dari Lampung. Sekitar tahun 2000 ia menempuh pendidikan pesantren di Tasikmalaya sebelum akhirnya berpindah ke Karawang.
Baca juga: Tradisi Munggahan: Memasuki Bulan Suci Ramadhan dengan Berbagi Kebaikan
“Ke Karawang 2009 karena tuntutan ekonomi. Di Karawang jualan bakso, jadi kuli bangunan, ngedorong ngerobak cilok (2009-2010) sampe diangkat jadi marbot di Karawang Timur sekitar tahun 2011,” ungkapnya saat diwawancarai pada Jum’at, 8 Maret 2024.
Setelah itu, dirinya mendapat kesempatan dan ditawari orang lain untuk mengajar. Akhirnya hingga saat ini Kang Amo aktif di dunia pendidikan.
“Jadi kiayi sebetulnya bukan cita-cita, kebeneran saja (ada rezeki),” katanya.
Baca juga: Cerita Bupati Aep Tunaikan Nazar untuk Renovasi Masjid Pakai Uang Pribadi
Ia menuturkan, pada 2018 dirinya mendapatkan sebuah tanah wakaf dari keluarga muwakif. kang Amo diamanahi untuk mengolah tanah tersebut menjadi pondok pesantren.
“Beliau mewakafkan sebidang tanah dipinggir makam, yang mana pada saat itu masih belukar, kebun bambu dan pohon pernis,” tuturnya.
Bahkan, kata dia, mulanya hanya ada 1 santri dari Subang. Ia membangun sebuah saung (pondok) dari bekas kandang sapi ukuran 2×3.
Karena lokasinya yang terisolir dari pemukiman, tak jarang Kang Amo mendapatkan ejekan dari orang lain. Meskipun begitu, ia ditemani istri dan anak-anaknya terus berjuang menjalankan amanah.
Baca juga: Berikut 5 Amalan Di Hari Jumat yang Sayang Dilewatkan
“Diejek orang gabakal bertahan lama karena lokasinya dekat kuburan, malah pas bikin pondasi pertama, kita disangka mau gali kuburan,” katanya.
Berkat perjuangan dan tekadnya mengemban amanah, saat ini Kang Amo telah berhasil mendirikan sebuah pondok pesantren disertai lembaga pendidikan formal dari mulai TKIT, SDIT dan SMPIT.
“Santrinya sekarang yang mukim sudah ada 80an, alhamdulilah selain santri asal Karawang ada yang dari Medan, Palembang, Lampung, Sukabumi, Bandung,” terangnya.
“Saya taslim ke guru-guru, selama beliau masih ada, santri masih ada pesantren akan terus berjalan dan berkembang walaupun bertahan,” pungkasnya.