KARAWANG – Provinsi Jawa Barat tercatat menjadi wilayah dengan jumlah bencana hidrometeorologi basah terbanyak kedua di Indonesia setelah Jawa Tengah. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat 1.236 kejadian di Jawa Barat selama kurun waktu 2014-2024.
Deputi Bidang Pencegahan Penanggulangan Darurat BNPB, Mayjen Lukmansyah, menyampaikan bahwa bencana hidrometeorologi basah meliputi banjir, cuaca ekstrem, tanah longsor, serta gelombang pasang atau abrasi. “Jawa Barat berada di posisi kedua setelah Jawa Tengah yang mencatatkan 1.932 kejadian,” ujar Lukmansyah saat kunjungan kerja di Desa Karangligar, Karawang, Senin (2/12/2024).
Baca juga: BNPB: Banjir Karangligar Sulit Diatasi Tanpa Langkah Jangka Panjang
Ia juga menyebut bahwa kejadian bencana hidrometeorologi basah cenderung meningkat saat musim penghujan, dengan puncaknya pada November dan Desember. “Dalam rakor kemarin, kami bahas antisipasi dan mitigasi bencana. Saat ini, Indonesia bisa mengalami 5 hingga 6 kejadian bencana hidrometeorologi per hari,” ungkapnya.
Dari data BNPB, berikut adalah sepuluh provinsi dengan jumlah kejadian hidrometeorologi basah tertinggi di Indonesia:
- Jawa Tengah: 1.932 kejadian
- Jawa Barat: 1.236 kejadian
- Jawa Timur: 909 kejadian
- Aceh: 294 kejadian
- Sumatera Utara: 258 kejadian
- Sulawesi Selatan: 201 kejadian
- Sumatera Barat: 197 kejadian
- Riau: 189 kejadian
- Nusa Tenggara Barat (NTB): 179 kejadian
- Kalimantan Selatan: 164 kejadian
Selain itu, Kabupaten Bogor menjadi daerah dengan jumlah kejadian tertinggi secara nasional, mencapai 283 kejadian. Kabupaten lain di Jawa Barat seperti Sukabumi (158 kejadian), Bandung (115 kejadian), dan Ciamis (71 kejadian) juga masuk dalam daftar 10 besar kabupaten/kota dengan kejadian terbanyak.
Baca juga: Banjir Rendam Desa Karangligar, 915 Jiwa Mengungsi
“Langkah mitigasi dan kesiapsiagaan terus kami upayakan, terutama di daerah-daerah rawan seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah,” tegas Lukmansyah. (*)