BEPAS, KARAWANG – Dampak negatif iklim industrialisasi di Kabupaten Karawang salah satunya adalah timbulnya degradasi moral masyarakat. Untuk membendung dampak tersebut agar tidak semakin meluas, perlu adanya pembangunan semangat religius yang berkelanjutan, yaitu pendirian Kampung Santri. Di Kecamatan Cilebar, Kampung Santri resmi didirikan oleh Bupati Karawang, dr. Cellica Nurrachadiana.
“Latar belakang didirikannya Kampung Santri adalah efek dari industrialisasi. Memang benar secara perekonomian, dunia industri bisa mensejahterakan perekonomian masyarakat. Namun tidak dipungkiri, ada dampak yang terlihat jelas dan nyata di kehidupan masyarakat,” ungkap Kepala KUA Kecamatan Cilebar, H. Deni Firman Nurhakim.
Deni mengungkapkan, Kampung Santri adalah kampung yang warganya dibina bersama sama agar lebih berakhlak mulia dan dekat dengan agama seperti santri.
“Disini ada kerjasama dari seluruh elemen masyarakat. Kita menginginkan di kecamatan Cilebar harus ada satu kampung yang bisa mensyiarkan agama secara luas,” ungkapnya.
Sebelum pendirian Kampung Santri, kata dia, tercatat dari 13 mushala dan 3 masjid yang ada di Cilebar, kata Deni, hampir semuanya menyelenggarakan Program Maghrib Mengaji
“Kita juga melaksanakan titik kegiatan pemberantasan baca alquran dan menyisir aset wakaf umat. Juli kemarin kami berhasil menerbitkan 13 akta ikrar wakaf,” katanya.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Karawang, dr. Cellica Nurrachadiana menilai pembangunan Kampung Santri adalah momentum tepat untuk memulai era baru dan semangat baru dalam membangun spirit religious masyarakat kabupaten Karawang, khususnya warga Cilebar.
“Kampung ini memiliki visi misi luar biasa. Dari seluruh sektor yang ada di desa turut serta mensyiarkan keagamaan. Ini sesuatu hal yang selaras dengan keinginan pemkab,” ungkap Bupati. (cr2/kie)