beritapasundan.com – Thrifting atau membeli pakaian bekas kini menjadi tren yang diminati, terutama di kalangan anak muda. Selain harganya yang terjangkau, koleksi pakaian unik dan vintage menjadi daya tarik utama. Namun, di balik popularitasnya, thrifting juga menyimpan berbagai risiko kesehatan yang perlu diwaspadai.
Pakaian bekas sering kali tidak melalui proses pembersihan yang memadai sebelum sampai ke tangan konsumen. Hal ini membuka peluang bagi bakteri, virus, atau parasit untuk menempel dan menginfeksi kulit. Beberapa penyakit kulit seperti dermatitis, gatal-gatal, hingga infeksi jamur bisa muncul akibat penggunaan pakaian bekas yang tidak steril.
Baca juga: Waspadai Penyakit di Musim Hujan, Begini Tips Pencegahannya
Lebih mengkhawatirkan lagi, pakaian bekas yang pernah digunakan oleh individu dengan penyakit menular, seperti kudis atau kutu kelamin, dapat menyebarkan infeksi seksual. Risiko ini semakin tinggi jika konsumen tidak mencuci pakaian tersebut secara benar sebelum mengenakannya.
Untuk menghindari risiko kesehatan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan sebelum menggunakan pakaian hasil thrifting:
1. Cuci dengan Air Panas: Sebelum digunakan, cuci pakaian bekas dengan air panas untuk membunuh bakteri dan kuman.
2. Gunakan Disinfektan: Tambahkan cairan disinfektan ke dalam cucian untuk memastikan pakaian benar-benar bersih.
3. Setrika dengan Suhu Tinggi: Setrika pakaian untuk membunuh mikroorganisme yang mungkin masih menempel.
4. Perhatikan Tanda Kerusakan: Hindari membeli pakaian yang terlihat sangat kotor atau rusak karena lebih sulit untuk dibersihkan.
Baca juga: Kebiasaan Main Ponsel di Toilet: Baik atau Buruk?
Tren thrifting memang memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan, tetapi kesehatan tetap harus menjadi prioritas. Dengan membersihkan pakaian secara menyeluruh, konsumen bisa menikmati manfaat thrifting tanpa khawatir terkena dampak negatifnya. (*)