Beranda News Aktivis Muda NU Karawang Klaim Konfercab At-Tarbiyah Sah Secara Hukum

Aktivis Muda NU Karawang Klaim Konfercab At-Tarbiyah Sah Secara Hukum

220
Aktivis muda NU, Rohiman

KARAWANG- Aktivis Muda NU Karawang menanggapi Konferensi Cabang (Konfercab) ulang Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Karawang yang digelar di Pondok Pesantren Asshidiqiyah Cilamaya, pada Sabtu (12/11) kemarin, yang menyatakan H. Jenal Aripin dan KH. Zubair Wasith sebagai Ketua Tanfidziyah dan Rois Syuriah PCNU Karawang periode 2022-2027.

Padahal sebagaimana diketahui, Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Karawang pada bulan Maret 2022 lalu telah menggelar Konfercab ke-XXI di Ponpes Attarbiyah, dimana dalam Konfercab tersebut KH. Nandang Qusyaeri dan KH. Ahmad Ruhyat Hasby terpilih sebagai Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Karawang masa khidmat 2022-2027.

Menanggapi hal itu, Ahmad Rohiman Aktivis Muda NU Karawang mengatakan, jika semua meyakini bahwa Konfercab bulan Maret lalu itu sesuai dengan hukum dan prodak hukum di NU dan diterima secara dejure dan defacto maka perlu kita perjuangkan kebenarannya.

“Kalo kita meyakini bahwa Konfercab PCNU XXI di Attarbiyah bulan Maret lalu itu sah secara hukum, maka perlu kita perjuangkan kebenarannya. Bukan pasrah dan tunduk pada kenyataan,” kata Rohiman, Minggu (13/11/2022)

Baca juga: Kubu Kang Uyan Sebut Konfercab Ulang di Ponpes Asshiddiqiyah Acara Muludan

Pemuda yang juga Koordinator Gusdurian Karawang itu juga mengatakan bahwa Konfercab PCNU ke-XXI di Attarbiyah itu sah, oleh karena itu, dia akan memperjuangkan kebenarannya.

“Saya pribadi, kenapa tetap mengatakan bahwa Konfercab PCNU XXI di Attarbiyah itu sah. Karena saya perjuangkan kebenarannya, bukan mempertahankan jabatan dan posisi Kang Uyan (red-sapaan KH. Ahmad Ruhyat Hasby). Kalau saja di Attarbiyah Kang Uyan kalah, saya pasti akan terima dan ucapkan ‘selamat’ pada pemenang,” ujarnya.

“Intinya, kita perjuangkan kebenaran. Bukan mempertahankan jabatan mati-matian. Gus Dur juga memperjuangkan kebenaran, bukan memperjuangkan jabatan,” sambungnya.

Dia juga mengatakan, bahwa betul PBNU itu pimpinan tertinggi di NU, tapi NU ini jam’iyyah dan organisasi, jadi boleh kritis dan mengkritik dalam rangka mengingatkan.

“Soal PBNU pimpinan tertinggi di NU, itu betul. Tapi NU ini jam’iyyah, NU ini organisasi, bukan khilafah. Jadi boleh kritis dan mengkritik. Karena PBNU juga isinya manusia. Manusia itu tempatnya salah dan lupa,” tandasnya.